Tanggal : | 02 Jan 2010 |
Sumber : | VIVAnews |
Prakarsa Rakyat,
Tanda pemerintah SBY sejalan dengan gagasan dan langkah Gus Dur. Konkretnya?
VIVAnews - Gelar Bapak Pluralisme dan Multikulturalisme yang diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Abdurrahman Wahid memiliki makna luas. Staf Khusus Presiden bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai, menyatakan julukan itu tanda apresiasi pemerintah kepada Gus Dur dalam perannya mengakui nilai-nilai lokal dan minoritas.
"Ini sebagai tanda bahwa pemerintah juga sejalan dengan gagasan dan langkah Gus Dur yang selalu mengusung nilai-nilai toleransi, inklusif, dan damai di tengah-tengah bangsa yang majemuk," ujar Velix secara tertulis ke VIVAnews, Jumat 1 Januari 2009.
Sosok Gus Dur sebagai kiai dan negarawan, terwujud dalam pendekatan kultural dan akomodatif berbagai kebijakan pemerintah ketika menjadi Presiden. Gus Dur mengakui tradisi dan identitas lokal dan minoritas dalam kepolitikan bangsa.
"Dari sisi demokrasi, Gus Dur telah berjuang untuk mewujudkan demokrasi yang lebih substantif, baik ketika era sentralistik maupun era desentralistik saat ini," ujar Velix.
Dalam catatan VIVAnews, saat menjadi Presiden, Gus Dur melakukan beberapa tindakan yang sangat mendukung nilai lokal dan hak minoritas. Gus Dur yang mengembalikan nama Irian Jaya ke Papua dan mengakui Khonghucu sebagai agama berikut perayaan Tahun Baru China.
1 Januari 2010
Arfi Bambani Amri
No comments:
Post a Comment