Kamis, 28 Februari 2013 | 18:16
Jakarta - Transisi
demokrasi yang dijalankan di Tanah Air sejak 1998 ini telah berhasil
dikelola oleh bangsa dan negara ini. Tugas sejarah ini adalah tugas
kolektif semua anak bangsa, dan tidak hanya pemerintah.
"Konflik sosial yang pernah terjadi di Maluku, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Papua, dan Aceh, ternyata berhasil dikelola dan diselesaikan dengan kesepahaman bersama bagi persatuan dan kesatuan bangsa," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagaimana dikutip Staf Khusus Presiden bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai melalui siaran pers yang dikirim ke SP, Kamis (28/2) siang.
Ia menjelaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melihat gagasan-gagasan besar bangsa seperti nasionalisme, integrasi sosial, harmoni, dan Bhineka Tunggal Ika menjadi bahasa kolektif dari semua pihak. Hal ini yang harus dijaga oleh semua anak bangsa.
Bahkan dalam konteks spritual keindonesiaan, Presiden SBY nyatakan bahwa bangsa ini dilandasi oleh nilai-nilai toleransi, keadilan, dan kesalehan sosial, serta penegakan supremasi hukum.
"Presiden SBY beberapa waktu lalu tegaskan bahwa kalau kita ingin di negeri ini tidak ada penggunaan kekuasaan yang sewenang-wenang, kita semua, yang memegang kekuasaan, harus mencegah pada diri kita sendiri untuk melakukan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan itu," ujar Velix.
Dia menegaskan Presiden SBY juga mengajak semua anak bangsa di seluruh Tanah Air untuk ciptakan kehidupan berdemokrasi yang santun, beretika, teduh, dan damai. Suasana yang damai adalah fondasi penting untuk membangun demokrasi dan pembangunan yang lebih baik.
"Konflik sosial yang pernah terjadi di Maluku, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Papua, dan Aceh, ternyata berhasil dikelola dan diselesaikan dengan kesepahaman bersama bagi persatuan dan kesatuan bangsa," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagaimana dikutip Staf Khusus Presiden bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai melalui siaran pers yang dikirim ke SP, Kamis (28/2) siang.
Ia menjelaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melihat gagasan-gagasan besar bangsa seperti nasionalisme, integrasi sosial, harmoni, dan Bhineka Tunggal Ika menjadi bahasa kolektif dari semua pihak. Hal ini yang harus dijaga oleh semua anak bangsa.
Bahkan dalam konteks spritual keindonesiaan, Presiden SBY nyatakan bahwa bangsa ini dilandasi oleh nilai-nilai toleransi, keadilan, dan kesalehan sosial, serta penegakan supremasi hukum.
"Presiden SBY beberapa waktu lalu tegaskan bahwa kalau kita ingin di negeri ini tidak ada penggunaan kekuasaan yang sewenang-wenang, kita semua, yang memegang kekuasaan, harus mencegah pada diri kita sendiri untuk melakukan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan itu," ujar Velix.
Dia menegaskan Presiden SBY juga mengajak semua anak bangsa di seluruh Tanah Air untuk ciptakan kehidupan berdemokrasi yang santun, beretika, teduh, dan damai. Suasana yang damai adalah fondasi penting untuk membangun demokrasi dan pembangunan yang lebih baik.
Penulis: R-14/FMB
No comments:
Post a Comment