Kamis, 01/01/2015 10:51 WIB
Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Sabtu 27 Desember 2014,
Presiden Jokowi merayakan Natal di Jayapura, Papua. Kehadiran Jokowi di
Tanah Papua telah memberikan makna yang berarti dalam hati rakyat Papua.
"Presiden
Jokowi merayakan Natal Nasional bersama dengan rakyat Papua seperti
mengulangi apa yang telah dilakukan oleh Presiden sebelumnya, baik
Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, yang pernah merayakan Natal dan Akhir Tahun
di Tanah Papua," ungkap Perencana BAPPENAS Velix Wanggai, dalam
keterangan tertulisnya kepada detikcom, Kamis (1/1/2015).
Selama
kunjungan ke Jayapura, Wamena, Sorong, dan Biak Numfor, Velix Wanggai
menyimpulkan Presiden Jokowi langsung melihat, mendengar dan menyapa
tokoh-tokoh Papua, kelompok-kelompok strategis Papua dan pejabat
pemerintahan daerah, guna penyiapan kebijakan dasar baru untuk Papua.
Sejauh ini ada beberapa inisiatif baru yang mulai terlihat dari
kebijakan Presiden Joko Widodo.
"Pertama, Presiden Joko Widodo
memilih pendekatan dialog guna mengurai persoalan dan merumuskan solusi
alternatif, serta membangun rasa kepercayaan. Presiden menyatakan bahwa
rakyat Papua butuh didengar dan diajak bicara perihal apa yang
diinginkan. Kepercayaan menjadi fondasi penting. Langkah yang perlu
disamakan antara Jakarta dan Papua adalah persepsi atas format dialog,
agenda, peserta, proses tahapan dialog dan target akhir dialog. Dengan
demikian, ditemui pemahaman yang sama perihal gagasan Dialog
Jakarta-Papua ini," tutur mantan staf khusus presiden bidang pembangunan
dan otonomi daerah era Presiden SBY ini.
Kedua, Presiden Joko
Widodo tetap menjalankan kebijakan yang pernah diletakkan oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono yang mengedepankan pendekatan kesejahteraan
ketimbang pendekatan keamanan di dalam mengelola Papua. Integrasi
nasional dan keutuhan NKRI adalah harga mati, namun dibangun diatas
fondasi kesejahteraan, keadilan dan tatatan hukum yang menghargai
konteks sosial budaya.
"Ketiga, perbatasan antara Indonesia
dengan negara-negara sahabat menjadi perhatian penting dari Presiden
Joko Widodo. Presiden ingin menjadikan perbatasan menjadi beranda depan
Indonesia di hadapan negara-negara di kawasan Pasifik. Sementara yang
Keempat, Presiden Joko Widodo menginginkan kekayaan sumberdaya alam di
Tanah Papua dinikmati oleh rakyat secara adil dan proporsional. Hal ini
sejalan usulan Gubernur Papua yang mengharapkan adanya renegosiasi
kontrak karya yang tidak adil dan pentingnya keikutsertaan Pemda dan
rakyat Papua di dalam pengelolaan sumber daya alam," jelasnya.
Lebih
lanjut Velix Wanggai mengurai kebijakan yang kelima adalah memecahkan
persoalan kemahalan harga dengan kebijakan Tol Laut dengan menetapkan
sejumlah titik pelabuhan sebagai simpul distribusi logistik di Tanah
Papua. Keeenam, untuk menggerakan ekonomi kawasan Timur Indonesia,
Presiden Joko Widodo melakukan terobosan pembangunan infrastruktur
strategis seperti re-aktivasi Bandara Frans Kaisepo sebagai jalur
penerbangan internasional, kebijakan trans-kereta api Papua, pembangunan
jembatan Holtekamp Jayapura sebagai landmark Indonesia di kawasan
Pasifik maupun percepatan infrastruktur dasar di kawasan terisolir.
"Sedangkan ketujuh, kebijakan rehabilitasi pasar tradisional sebagai
media ekonomi rakyat, sekaligus media pembangunan integrasi sosial dalam
masyarakat yang majemuk. Untuk itu, Presiden membangun pasar
tradisional di 4 simpul kawasan di Papua. Tidak hanya pasar, namun
perhatian ditujukan ke penguatan pedagang-pedagang lokal asli Papua
untuk berkembang," kata Velix.
Kedelapan, Presiden menaruh
perhatian ke peningkatan pelayanan dasar rakyat baik pendidikan,
kesehatan, perumahan, air bersih, dan transportasi lokal. Dan
kesembilan, Presiden Joko Widodo menaruh perhatian ke pelaksanaan
otonomi khusus Papua sebagai bagian dari kebijakan desentralisasi
asimetris di tanah air.
"Ini sesuai dengan aspirasi Papua yang
menginginkan rekonstruksi atau revisi UU 21/2001 Otsus Papua, yang
dikenal sebagai "Otsus PLUS"," imbuhnya.
Yang terakhir urai Velix
Wanggai adalah, langkah kesepuluh, BAPPENAS sedang menyiapkan bab
khusus perihal percepatan pembangunan Papua, baik dimensi kewilayahan
yang berbasis wilayah adat, dimensi sektoral, dan dimensi sosial di
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2015-2019.
"Dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Tanah Papua,
para pemimpin lokal Papua berharap ada dasar-dasar yang telah diletakkan
oleh Presiden SBY kiranya dilanjutkan oleh Presiden Joko Widodo lima
tahun ke depan," tutupnya.