Cindy • 05 Desember 2020 12:24 https://www.medcom.id/nasional/p
Jakarta:
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyadari gap persepsi antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat Papua terkait otonomi khusus (otsus) Papua. Pemerintah
perlu menyamakan persepsi dengan rakyat Papua.
"Kami
Bappenas, selalu mendorong di internal Pemerintah untuk merumuskan kebijakan
yang dalam bahasa kami yang 'rasa' Papua, konteks Papua," kata Kepala
Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja Bappenas, Velix Vernando Wanggai, dalam
diskusi daring, Sabtu, 5 Desember 2020.
Dia
mengungkapkan Bappenas telah meyakinkan kementerian-kementerian untuk melakukan
pendekatan yang lebih spesifik dan lebih berkarakteristik Papua. Misalnya,
kebijakan lima tahun untuk Papua sejak 2015-2019 dan dilanjutkan 2020-2024.
Bagaimana tanggapan anda
mengenai artikel ini?
"Ada
pendekatan berbasis wilayah adat, ini mengadopsi pendekatan moral yang menjadi
pegangan juga untuk Pemerintah Provinsi Papua," ucap Velix.
Velix
menjelaskan pihaknya mencoba mengakomodasi pendekatan kultural dalam struktur
pendekatan wilayah. Baik pendekatan sosial terhadap masyarakat Papua di wilayah
pegunungan, wilayah pantai, dan daerah Selatan.
Selain itu,
dari sisi kelembagaan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) fokus memaknai
kebijakan otsus dalam bentuk pembangunan daerah-daerah di Papua. Pemerintah
telah mengeluarkan sejumlah kebijakan dalam rangka optimalisasi otsus Papua.
"Dalam
perspektif pemerintah ini, bagaimana membawa negara hadir lebih dekat kepada
masyarakat. Tentu dengan perencanaan dan kebijakan anggaran yang sesuai dengan
konteks kearifan lokal," ujar dia.
Velix
melanjutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat. Kebijakan tersebut untuk
konsolidasi dan optimalisasi pola koordinasi internal Kementerian dan
Pemerintah Daerah Papua.
Jokowi juga
mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Tim
Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua
Barat. Tim koordinasi diketuai Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan Ketua
Harian Suharso Monoarfa yang juga Menteri Bappenas.
Velix
menuturkan pemerintahan era Jokowi lebih fokus melakukan optimalisasi terhadap
koordinasi internal kementerian untuk memahami 'rasa' Papua. Ini yang menjadi
pilihan kebijakan Pemerintah menangani persoalan di Bumi Cendrawasih.
"Dan
ini untuk refocusing, melihat kegiatan-kegiatan yang lebih bersifat quick wins,
yang dapat dicapai selama 2 atau 3 tahun ke depan. Dan lebih fokus terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi Papua," kata Velix.
(REN)
No comments:
Post a Comment