JAKARTA(CARE)- Terkait kesalahan dalam pemberitaan Cahayareformasi.com tertanggal 19 September 201, dengan judul: “ Gubernur Papua harus belajar kebijakan Publik”akhirnya ditanggapi oleh Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai.
Velix menegaskan bahwa berita yang dimuat oleh situs berita Cahayareformasi.com,
pada 19 September 2013 adalah berita bohong dan fitnah yang memecah
belah orang Papua. Hal itu diungkapkan dalam siaran persnya yang
dikirim ke Bintang Papua, tadi malam (26/9).
Menurut Velix , situs ini dengan sengaja membuat seakan-akan ada wawancara antara Staf Khusus Presiden Velix Wanggai dengan media dari Cahayareformasi.com, di mana Staf Khusus Presiden mengkritisi kebijakan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Wawancara ini mengada-ada dengan mengatasnamakan Staf Khusus Presiden Velix Wanggai.
Padahal, Staf Khusus Presiden Velix Wanggai sejak tanggal 16 hingga 20
September 2013 sedang berada di Berlin, Jerman dalam acara “Update from
the Region: Papua in Focus, Promoting Tourism, Trade, and Investment”
yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di
Berlin.
Acara ini juga dihadiri oleh
Asisten Gubernur Papua, Ely Ibrahim Loupatti, Kepala BKPMD Papua Drs.
Purnomo, dan Kepala Dinas Pertambangan Provinsi Papua, Ir. Bangun
Manurung, M.Sc., Dengan demikian, berita yang dimuat oleh situs Cahayareformasi.com adalah berita bohong yang bermuatan fitnah dan adu domba.
Setelah ditelusuri, kantor situs cahayareformasi.com ini dipimpin oleh Zusrizal Amir, yang beralamat di kawasan Jakarta Timur. Atas berita yang tidak benar ini, Pemred Zusrizal Amir memohon maaf kepada masyarakat Papua, Gubernur Papua Lukas Enembe, dan Staf Khusus Presiden Velix Wanggai.
Pemred
Zusrizal mengakui kesalahan tersebut dan meminta permohonan maaf itu
dalam bentuk tertulis kepada Gubernur Papua dan Staf Khusus Presiden,
serta permohonan maaf itu telah dimuat di situs Cahayareformasi.com tertanggal 26 September 2013 dengan judul “Permintaan Maaf Atas Kesalahan Dalam Pemberitaan”.
Pemred Cahayareformasi.com
mengharapkan agar pemberitaan tersebut dianggap tidak ada dan hanya isu
dari orang-orang yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan.
Dengan pernyataan kekeliruan dari Pemred Cahayareformasi.com
ini, Staf Khusus Presiden Velix Wanggai mengharapkan agar
sahabat-sahabat pers di Papua, pengamat sosial, dan masyarakat umum di
Papua kiranya dapat memahami berita yang tidak benar ini.
Zusrizal
juga memohon maaf secara khusus dan mengucapkan terimakasih terhadap
rekan-rekan Pemred media massa yang telah terlanjur mengutip berita
keliru tersebut dan bersedia untuk bekerja sama dan mengklarifikasi
berita tersebut dan menyatakan salut atas kebersamaan antara media demi
kepentingan masyarakat yang lebih luas.
Kita
semua menyayangkan jika ada pihak-pihak yang sengaja memperkeruh
situasi yang tenang di Papua untuk kepentingannya masing-masing.
Dalam
konteks perubahan Papua, Staf Khusus Presiden Velix Wanggai selalu
intens berkomunikasi dan berkonsultasi dengan Gubernur Papua Lukas
Enembe di dalam melakukan penataan dan perubahan Papua. Velix Wanggai
menilai bahwa sejak 9 April 2013 rakyat Papua telah mengetahui platform
dan langkah-langkah serius yang ditempuh Gubernur Lukas Enembe guna
memperbaiki warisan persoalan masa lalu.
Kita bersyukur Gubernur Papua telah melakukan terobosan dalam beberapa hal, seperti:
(1) Mendorong semangat Kasih Menembus Perbedaan yang melintasi sekat-sekat sosial;
(2) Memperbaiki komunikasi antara Gubernur-MRP-DPRP-Bupati/Walikota yang selama ini macet;
(3)
Memperbaiki tata kelola pemerintahan di Papua yang selama ini kurang
tepat dengan menguatkan peran dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Papua;
(4)
Menyelesaikan kerangka perencanaan pembangunan jangka panjang Papua
(RPJP) 30 tahun yang sejak 2001 hingga 2013 ini tidak dimiliki oleh
Pemda Papua;
(5) Menyelesaikan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Papua agar ada kepastian kebijakan wilayah;
(6) Menuntaskan persoalan tata kelola di RSUD Jayapura secara drastis;
(7) Membangun komunikasi yang intens dengan para Bupati guna membangun program kerjasama antar Pusat-Provinsi-Kabupaten;
(8)
Membuat kesepakatan pemahaman (MoU) antara Pusat-Pemda Papua-Pemkot
Jayapura di dalam pembangunan Jembatan Holtekamp pada 2 Agustus 2013
lalu. Holtekamp menjadi landmark Indonesia di kawasan Pasifik.
Demikian
pula, Velix Wanggai menyampaikan langkah strategis Gubernur Papua Lukas
Enembe bertemu dengan Presiden SBY pada 29 April 2013 dan diikuti oleh
audiensi Gubernur ke-15 Menteri satu demi satu. Ini langkah yang penting
agar Kementerian Sektoral dapat memahami apa yang terjadi di tanah
Papua, dan perubahan apa yang diterobos oleh Gubernur terpilih, Lukas
Enembe. Langkah terobosan lainnya adalah adanya keinginan untuk
pemberian kewenangan yang lebih luas kepada Papua dalam payung formula
Otonomi Khusus yang lebih luas. Hal ini yang menjadi perhatian Gubernur
Papua, bersama MRP dan DPRP di dalam melakukan perubahan UU 21/2001
Otsus Papua. Termasuk pula, di dalam upaya re-negosiasi kontrak karya
PT. Freeport Indonesia yang selama ini belum menguntungkan rakyat Papua.
Perubahan
yang lebih baik bagi masa depan Papua merupakan harapan dari semua
anak-anak Papua. Papua Tanah Damai adalah tujuan kita semua, demikian
pernyataan Staf Khusus Presiden, Velix Wanggai.
Sementara itu Redaksi Cahayareformasi.com meralat dan meminta maaf atas kesalahan/kekeliruan dalam mekanisme pemberitaan dengan judul:
“ Gubernur Papua harus belajar kebijakan Publik” Pada Kamis, 19 September 2013 lalu.
Kami
menyadari kekeliruan tersebut yang hanya berdasarkan kiriman dari
email: Suara yukugo, yang akhirnya kami dapat menyimpulkan bahwa
identitas pengirim tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk itu, kami meminta maaf secara khusus kepada:
1. Bapak Velix Wanggai selaku staf khusus Presiden
2. Gubernur Papua Lukas Enembe S.IP
3. Masyarakat Papua, dan kami berharap demi persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak terpengaruh atas pemberitaan tersebut.
2. Gubernur Papua Lukas Enembe S.IP
3. Masyarakat Papua, dan kami berharap demi persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak terpengaruh atas pemberitaan tersebut.
Dengan
permintaan maaf secara tulus dari kami, kami berharap agar pemberitaan
tersebut dianggap tidak ada dan hanya isu dari orang-orang yang ingin
memecah belah persatuan dan kesatuan. Permohonan maaf tertanggal 26
September 2013 itu Zusrizal Amir selaku Pemred Cahayareformasi.com. (ist/don/l03)
No comments:
Post a Comment