Rabu, 23 Desember 2009, 11:50 WIB
|
VIVAnews - Staf Khusus Presiden bidang Pemerintahan Daerah, Velix Vernando Wanggai, menyatakan kematian Kelly Kwalik jangan dijadikan dasar menyatakan Papua dalam keadaan panas atau berkonflik. Kejadian itu hanya letupan kecil yang tak mempengaruhi proses pembangunan Papua.
"Tidak bisa digeneralisir kondisinya tidak stabil," ujar Velix saat diwawancara VIVAnews melalui telepon, Rabu 23 Desember 2009. "Kasus itu bukan wakil atau wajah Papua," ujar Velix yang berayahkan orang Papua itu.
Kasus kematian Panglima Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka wilayah Timika itu, ujar Velix, bagian dari penegakan hukum yang dilakukan kepolisian. Dalam penegakan hukum, wajar terjadi letupan-letupan kecil.
Secara umum, Velix juga membantah kondisi Papua semakin memburuk di bawah Undang-undang Otonomi Khusus Papua. Pembangunan Papua, ujar Velix, semakin meningkat. Kesejahteraan juga relatif lebih baik. Kemudian juga terjadi penguatan kelembagaan politik seperti adanya Dewan Perwakilan Rakyat Papua dan Majelis Rakyat Papua.
"Selama ini ada yang berjalan sesuai perencanaan, namun tentu ada juga yang tidak sesuai," kata mantan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada itu. Dan yang belum berjalan sesuai harapan itu adalah kondisi keamanan yang sesekali diwarnai letupan-letupan kecil.
No comments:
Post a Comment