Jumat, 30 April 2010
JAKARTA (Suara Karya): Gerakan Penyelamat Nahdlatul Ulama (GPNU) mendesak Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH AM Sahal Mahfud untuk segera mengambil tindakan tegas menyusul polemik kepengurusan PBNU yang tak kunjung tuntas.
Mereka menuding, munculnya polemik yang berlarut-larut itu merupakan bukti adanya intervensi pihak luar, dalam penetapan kepengurusan di tubuh ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Menurut Ketua GPNU M Khoirul Rijal, naluri nahdliyin (warga NU) jika terpilih menjadi pengurus, maka calon yang kalah tetap dimasukkan menjadi pengurus pada jabatan tertentu. "Kami minta Rais Aam PBNU untuk segera mengevaluasi susunan pengurus dan sebagian pengurus yang ditunjuk menjadi pimpinan, tapi diragukan kualitas ke-NU-annya tersebut," ujarnya di Surabaya, Kamis (29/4).
Sebelumnya, muncul protes dari banyak kalangan terhadap Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, menyusul masuknya sejumlah nama seperti Staf Khusus Presiden Velix Wanggai dalam susunan kepengurusan PBNU.
Sekretaris Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Masyudi Muchtar, kemudian menganggap susunan PBNU itu tidak sah dan menuntut untuk segera diperbaiki dengan mekanisme yang benar.
Minta Klarifikasi
Sementara itu, Ketua PBNU Prof Kacung Maridjan MA mengatakan dirinya sebagai "orang Jawa Timur" akan bersilaturrahmi ke PWNU Jatim guna menerima informasi tentang apa yang menjadi keberatan PWNU Jatim terhadap susunan kepengurusan PBNU.
"Yang jelas, kalau nama-nama yang dipersoalkan seperti As`ad Ali (wakil ketua umum) dan Felix Wanggai itu, saya kenal mereka. Pak As`ad Ali itu dari keluarga NU, sedangkan Pak Felix Wanggai itu teman saya kuliah di Australia. Dia aktivis PCI NU Australia yang sekarang menjadi staf khusus kepresidenan," katanya.
Sementara itu, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015 AM Sahal Mahfud meminta pengurus baru PBNU mengemban amanat Muktamar NU ke-32 di Makassar.
Ia juga berharap seluruh pengurus PBNU yang baru dikukuhkan tersebut mengedepankan kepentingan umat, bangsa dan negara dan bukannya golongan tertentu. Serta jangan sampai NU ditarik-tarik untuk kepentingan politik praktis termasuk pemilu kepala daerah. (Andira/Rully)
No comments:
Post a Comment