[Jumat,11 Maret 2011, http://www.kaltimprov.go.id]
JAKARTA - Secara geo ekonomi (pengembangan ekonomi kewilayahan), maka Kaltim merupakan kawasan strategis yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi searah dengan pengembangan ekonomi nasional.
"Geo ekonomi Kaltim sangat strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Karena letak kawasan yang strategis berada diSelat Makassar atau berada di alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II yang menghubungkan daerah utara (negara Philipina) hingga kearah Selatan Samudera Hindia," jelas Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak di hadapan staf khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix V Wanggai bersama jajaran Kementerian di Gedung Bina Graha Sekretariat Negara, baru-baru ini.
Terutama ujarnya, titik kuat koneksivitas pulau Kalimantan dan antar pulau kawasan Indonesia Timur, sehingga dapat menjadi simpul jasa distribusi internasional yang strategis untuk jangka panjang di masa akan datang. Beberapa wilayah kabupaten dan kota di Kaltim yang dibagi perkawasan dalam upaya pengembangan pusat ekonomi. Diantaranya, kawasan Tarakan, Tanjung Palas Bulungan, Nunukan, Pulau Bunyu dan Malinau memiliki potensi pengembangan industry, perkebunan, kehutanan, pertambangan, pariwisata dan perikanan.
Untuk kawasan Tanjung Redeb sekitarnya memiliki potensi pengembangan industry, pertambangan, perikanan, kehutanan dan periwisata. Kawasan Sangkulirang, Sangatta dan Muara Wahau memiliki potensi pengembangan industri, perkebunan, kehutanan, pertambangan, pariwisata dan perikanan. Kawasan Bontang, Samarinda, Tenggarong, Balikpapan dan Penajam akan dikembangkan menjadi kawasan industri, perkebunan, pertambangan, perikanan dan pariwisata. Termasuk sarana dan prasarana infrastruktur untuk trasportasi yang sedang dilakukan pembangunnya, yakni jalan free way dan pembangunan jembatan. Terutama dengan ditetapkannya kaltim untuk pengembangan cluster indutri, maka pembangunan kawasan industri dan pelabuhan internasional (KIPI) Maloy. Menurut Awang, kawasan Maloy di Kabupaten Kutai Timur sangat strategis, karena lokasi ini dekat dengan laut Sulawesi dab berbatasan laut China selatan.
"Pemprov Kaltim telah menetapkan pembangunan pusat crude oil parm (CPO) dan industri turunannya seluas 4 ribu hektare di Kabupaten Kutai Timur tepatnya di kawasan KIPI Maloy. Selain itu terdapat zona industry dengan utamanya mencapai 10 ribu hektare dan zona pendukung seluas 30 ribu hektare," ujarnya. Kawasan industri Maloy ini diantaranya untuk industri olein, stearin, industri asam lemak, industri biodiesel, minyak goreng. Kawasan penunjang terdiri dari industri peleburan alumunium, pelabuhan Maloy, PLTU batubara 2 x100 MW, jalur kereta api dan terminal batubara. Sedangkan kaveling industri untuk 4.500 unit pada 8 kluster kawasan industri dengan kaveling pendukung 1.000 perkantoran, perbankan dan instansi pelayanan lainnya, serta kaveling residensial untuk 250 ribu unit pada kawasan satelit atau Kota Baru.
Hadir mengikuti Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak pada pemaparan Memacu Daya Saing Daerah Kaltim yang Berkerakyatan, Berkeadilan dan Berkelanjutan dengan Staf Khusus Presiden Velix V Wanggai dari jajaran Pemprov Kaltim, diantaranya Kepala Bappeda Kaltim Rusmadi, Kadis Pertambangan dan ESDM Kaltim Amrullah, Kadis Peternakan Kaltim H Ibrahim, Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Edi Heflin, Kadis Perkebunan Kaltim HM Nurdin, Kadis Kelautan dan Perikanan Kaltim Iwan Mulyana, Kadis Kehutanan Khairil Anwar, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Syaiful Akhyar. Kadis Perindagkop UMKM Kaltim Mohammad Djailani, Kadis Tenaga Kerja Transmigrasi Kaltim Ichwansyah, anggota Komisi I DPRD Kaltim Fuji Astuti, Bupati Bulungan Budiman, Bupati Kutai Timur Isran Noor, Rektor Universitas Mulawarman Prof Zamruddin Hasid, pimpinan PT Shang Hiang Sri (BUMN), Rektor Institut Teknologi Bandung dan Rektor Universitas Gajah Mada.(yans/hmsprov)
No comments:
Post a Comment