Laporan: Aldi Gultom
Demikian disampaikan Staf khusus Presiden bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Vernando Wanggai, sebelum peluncuran dua buku karyanya, "Pembangunan untuk Semua, Mengelola Pembangunan Regional Ala SBY" dan "Mengelola Sebuah Perubahan, Memahami Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Era SBY (2009-2014)".
Acara digelar di Toko Buku Gramedia Matraman Jakarta Pusat, Kamis petang ini (19/7). Dia mengatakan, buku "Pembangunan untuk Semua" menceritakan dan memotret perjalanan dan pemikiran SBY serta rumusan masalah dan kebijkan pembangunan juga respons yang berkembang di tengah masyarakat.
"Kami berharap buku ini memberikan sebuah optimisme semangat dan perubahan, dalam sistem saat ini presiden bukan lagi satu-satunya yang diharapkan mengatasi semua masalah," ucap dia.
Menurut dia, semua pelaku politik, NGO, perguruan tinggi juga punya peran serta dalam atasi problem yang dihadapi bangsa.
Sedangkan dalam buku "Mengelola sebuah Perubahan", Velix dan tim berperan sebagai penyaring Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2010-2014 terutama dalam aspek regional untuk memahami arah kebijakan era SBY.
"Pasca reformasi ini kita tak punya acuan pembangunan seperti di era Orde Baru dengan GBHN-nya. Di era Habibi ada Propenas. Sedangkan era Gus Dur dan Megawati kita punya RPJM," ucapnya.
RPJM itu begitu tebal sampai 1200 halaman dan isinya sangat beragam sehingga karena begitu tebalnya publik mengakses informasi itu relatif terbatas. Nah, buku tersebut akan mencoba mengatasi hambatan tersebut. [arp]
No comments:
Post a Comment