Pemerintah
Pusat melalui kementerian terkait menyasar (membidik,red) generasi
milenial bumi cenderawasih untuk mewujudkan Subtainable Development
Goals/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs/TPB) di Provinsi Papua.
Menurut
Direktur Daerah Tertinggal Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian
PPN/Bappenas, Velix Wanggai, keinginan melibatkan kaum muda dikarenakan
masa depan bangsa Indonesia kedepan, berada di tangan para generasi
milenial.
“Sehingga
pemerintah menyadari dan mencoba membuka ruang ekspresi, supaya para
generasi muda melalui aspirasi dan gagasannya bisa ikut membangun daerah
dengan cara sendiri dan gaya sendiri”.
“Sehingga
kami pemerintah tinggal dorong dengan program maupun kebijakan untuk
percepat pembangunan. Ya, salah satunya promosi wisata yang bisa
dilakukan kaum muda Papua,” terang Velix dalam konferensi pers,
disela-sela sosialisasi kemitraan multi pihak dalam mewujudkan SDGs/TPB
dan diskusi milenials peran anak muda dalam agenda 2030, Rabu (7/8) di
Sasana Karya Kantor Gubernur Dok II, Jayapura.
Menurut
dia, para milenial yang ingin direkrut diantaranya para pengurus
asosiasi profesional. Selain itu, gerenasi muda yang memiliki hobi
traveling, fotografi serta serupa lainnya.
“Intinya
kita ingin rangkul anak muda yang memiliki latar belakang profesi
berbeda tetapi satu kesamaan pandangan yang ingin membangun daerahnya.
Tapi yang utama kami ingin agenda pembangunan berkelanjutan SDGs
(2015-2030) bisa diwujudkan diatas tanah ini”.
“Sebab
program besar kita di Papua untuk menangani berbagai masalah, seperti
ketertinggalan, kemiskinan, keterbelakangan, perbaikan penanganan
kesehatan, lingkungan hidup dan perdamaian melalui peran anak muda di
Papua,” ucap ia.
Senada
disampaikan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Binny
Buchori. Ia menilai keinginan merangkul generasi muda, yakni karena
mereka melihat dunia dengan perspektif berbeda.
Dalam artian, generasi milenial lebih tahu apa yang dibutuhkan mereka ketimbang pemerintah sebagai penentu kebijakan.
“Sebab
apa yang belum terpilkirkan oleh kami di pemerintahan, itu sudah ada di
benak mereka (milenial), inilah alasan kita rangkul anak-anak muda”.
“Makanya,
saya setuju dengan anggapan bahwa anak muda Papua lah yang lebih tau
dan bisa menentukan mau kemana provinsi ini kedepan. Apalagi saat ini
kan sudah banyak anak Papua pintar dan berprestasi di luar negeri, hanya
saja kita yang belum banyak tahu,” kata ia.
Direktur
Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian
Kominfo, Wiryanta, katakan generasi milenial saat ini sangat lekat
dengan telepon pintar. Karenanya, pemerintah ingin memanfaatkan momentum
itu dengan menggali ide maupun gagasan mereka melalui gadget yang
dimiliki.
“Sekarang
kan kekuatan masa depan ada pada gagasan dan ide. Contohnya, Ahmad Zaki
pendiri sekaligus CEO Bukalapak. Hanya dengan ide dia bisa bentuk satu
perusahaan startup yang menghasilkan milyaran rupiah”.
“Makanya,
saya yakin anak-anak Papua pasti akan bisa menjadi “Ahmad Zaki” baru.
Artinya, teknologi informasi ini bisa dimanfaatkan oleh anak muda Papua,
supaya bisa menghasilkan sesuatu bagi diri sendiri, daerah dan
negaranya,” tuntasnya.
Sementara
Staf Ahli Gubernur Papua Simeon Itlay mendukung penuh program
pemerintah pusat dalam mendorong milenial lokal guna mewujudkan
pembangunan berkelanjutan di negeri ini. Hanya saja, dia berharap setiap
proses pembangunan yang lahir dari ide dan gagasan milenial, wajib
mempertahankan identitas maupun budaya Papua.
“Intinya,
setiap konsep pembangunan yang muncul dari gagasan milenial harus
berakar pada kebudayaan Papua. Sebab jangan sampai identias dan budaya
Papua ini hilang lalu dari luar yang masuk menggantikan,” harapnya.
No comments:
Post a Comment