Minggu, 18 Oktober 2009 00:19 (Koran Jakarta)
Hanya segelintir pendatang baru dari kelompok profesional nonparpol.
Atas nama penyegaran dan konstelasi yang berubah, wajar bila akhirnya sebagian besar menteri Kabinet Indonesia Bersatu II diisi wajah-wajah baru. Akankah komitmen memberikan porsi bagi para profesional dan non parpol dilakukan Yudhoyono? Hari pertama fit and proper test tidak menunjukkan hal itu terjadi.
Sembilan puluh persen kandidat yang dipanggil ke Cikeas dipastikan akan menjadi menteri. Setidaknya itu petunjuk yang dibeberkan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Jumat silam soal fit and proper test kandidat menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II itu. Meski Sudi dan Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng mengaku tidak mengetahui berapa jumlah wajah-wajah baru yang dipercaya menjadi menteri kelak.
Setidaknya, petunjuk itu mengerucutkan nama sekaligus menepis perkiraan kandidat menteri yang selama ini berkembang. Sejak awal Oktober, beredar beberapa nama dari kelompok parpol, profesional, mau pun mantan perwira untuk pos-pos menteri tersebut. Namun yang terjadi, hingga fit and proper test hari pertama, kemarin, nama-nama itu tak kunjung muncul di Cikeas.
Sebut saja Eros Djarot yang disebut-sebut bakal menempati pos Menteri Budaya dan Pariwisata, Anas Urbaningrum sebagai Menteri Lingkungan Hidup, atau Sandiaga Uno yang digadang-gadang sebagai Menteri Koperasi dan UKM.
Bahkan Gumilar Soemantri, Rektor Universitas Indonesia atau akademisi Komaruddin Hidayat yang santer disebut-sebut sebagai kandidat kuat Menteri Pendidikan, tergeser oleh kedatangan M. Nuh yang dapat dipastikan menduduki pos tersebut. .
Segelintir nama itu hanya segelintir dari dinamika politik. Tidak heran bila kemunculan nama mereka, tiba-tiba menyeruak. Meski mereka yang disebut justru tak merasa didekati kekuasaan. Nama mereka muncul entah dari mana asalnya
Hal itu seperti yang diutarakan Sandiaga.. “Bukan hanya belum pernah dengar. Kalau pun menjadi kandidat, saya merasa belum pantas,” ujar laki-laki yang menjabat Ketua Komite Tetap Bidang UKM Kamar Dagang Industri Indonesia itu. Ada pula Eros Djarot. Dia juga mengaku tidak pernah dihubungi staf Cikeas terkait pos menteri. “Saya kan rakyat kecil, masa saya dipanggil istana,” ujar dia enteng.
Kembali ke fit and proper test hari pertama. Sejumlah pendatang baru yang sebelumnya tidak pernah diprediksi mencuat. Apalagi, bila kembali merujuk pernyataan Sudi Silalahi, bisa dipastikan merekalah menteri baru itu.
Yang paling mengagetkan adalah kemunculan Salim Segaf Aljufri. Kader PKS yang pernah menjabat Dubes RI untuk Arab Saudi ini dipanggil untuk membicarakan kemiskinan. Dia juga diarahkan Yudhoyono untuk menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 8-10 persen. Menteri Sosial? Bisa jadi. Tapi setidaknya ada dua pos menteri lain yang sesuai dengan deskripsi itu, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Wilayah Perbatasan atau yang paling berpeluang besar yakni sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Namun melihat back ground-nya, dia bisa berpeluang menjadi Menteri Agama.
Ada pula nama Gamawan Fauzi. Gubernur Sumatra Barat ini tiba-tiba muncul dua jam sebelum Salim. Dikabarkan, laki-laki kelahiran 9 November 1957 ini diusung menjadi Menteri Dalam Negeri yang sekaligus menepis rumor untuk mempertahankan Mardiyanto di posisi tersebut. Gamawan dianggap dapat diandalkan memangkas keruwetan birokrasi horizontal Indonesia. Mengingat prestasinya dalam memerangi korupsi domestik ketika menjadi Bupati Solok pada 1995. Yang kemudian mengantarkannya menerima Bung Hatta Award atas prestasi itu.
Sedangkan Presiden PKS Tifatul Sembiring dipastikan menduduki posisi Menteri Komunikasi dan Informatika menggantikan M Nuh. Karier politik Tifatul cukup cepat. Pria yang dijuluki “si anak panah PKS’ ini merupakan tokoh muda yang dipercaya menggantikan seniornya Hidayat Nur Wahid untuk memimpin partai dengan jumlah simpatisan hampir 20 juta orang itu. Langkah politiknya sendiri baru melesat ketika menjabat Ketua DPP PKS Sumatra pada 2004. Sedangkan latar belakang pendidikannya berasal dari lulusan Sekolah Tinggi Informatika plus International Politic Center for Asian Studies Strategic Islamabad (Pakistan).
Wajah baru lainnya Syarif Hasan yang disebut-sebut menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Syarif merupakan calon menteri dari Partai Demokrat. Dia juga anggota DPR periode 2004-2009 dari daerah pemilihan Jawa Barat III. Pria ini lulusan Ekonomi Universitas Kristen dan melanjutkan S2 Bisnis Administrasi di Universitas California State.
Hanya Kuntoro Mangukusubroto, wajah baru yang bukan berasal dari usungan partai. Laki-laki kelahiran Purwokerto, 14 Maret 1947; ini merupakan orang dekat Yudhoyono. Bahkan dia salah satu anggota dari tim kecil persiapan fit and proper test kabinet terbaru.
Kariernya pernah menjabat Menteri Pertambangan dan Energi (Kabinet Reformasi Pembangunan), Direktur Utama PLN, dan terakhir sebagai Kepala Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh-Nias. Dia merupakan alumni Institut Teknologi Bandung untuk jurusan teknik industri.
Sedangkan sejumlah menteri lama yang kembali menjabat di pos yang sama seperti Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan), Mari Elka Pangestu (Menteri Perdagangan), dan Jero Wacik (Menteri Budaya dan Pariwisata).
Penjaringan
Di luar itu, penjaringan nama-nama calon juga masih digelar hingga injury time. Tengok saja salah pengalaman Velix Wanggai, Staf Perencana di Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Bappenas ini. Dia sempat diminta utusan Cikeas, yang dia tak disebutkan namanya, untuk mengatarkan curriculum vitae-nya pada 15 Oktober silam. Utusan itu, kata dia, hanya sebatas meminta. Tapi Velix sendiri tidak tahu apakah akan digunakan atau tidak. “Yang pasti saya cuma memenuhi kewajiban dan menyiapkannya dengan baik,” papar pria yang juga menjabat Direktur Eksekutif Institute for Regional Institutions And Networks ini.
Sebelumnya, seperti dikabarkan beberapa media, Velix digadang-gadang pos baru bernama Kementerian Muda Daerah Khusus bersama Arif Afandi (Wakil Walikota Surabaya). Bila melihat komposisi 34 pos, mungkin maksudnya adalah Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Wilayah Perbatasan.
Velix juga mengaku tidak mendapat pesan atau telepon khusus dari Yudhoyono terkait pos menteri itu. Terakhir dia bertemu RI 1 pada hari ulang tahun Yudhoyono 9 September silam. “Tapi tidak ada membicarakan kabinet,” ujar tokoh pemuda Papua ini.
Penjaringan juga dilakukan Yudhoyono di dalam lingkarannya. Selain Sudi Silalahi dan Andi Mallarangeng yang tetap dipertahankan, dikabarkan Kurdi Mustofa akan masuk lebih dalam lagi. Kurdi bukanlah nama asing di lingkaran Yudhoyono. Tentara yang kini berpangkat Brigjen ini menjadi Sekretaris Pribadi Yudhoyono. Dia juga menjadi Ketua Pengawas Yayasan Nurussalam, yang membawahi Majelis Zikir Nurussalam SBY. Kurdi dikabarkan akan menggantikan posisi Sudi Silalahi sebagai Sekretaris Kabinet. Namun ketika dikonfirmasi, dia tidak banyak berkomentar. “Saya tidak mau berkomentar dulu. Saya ditegur Presiden melalui Pak Sudi Silalahi," ujar dia. Ya, menjelang hari pengumuman Yudhoyono, menurut dia, banyak pesan singkat berisi agar Kurdi diberikan jabatan menteri. nala dipa/agus triyono/ezra sihite/rangga prakosa
ANTARA/YUSRAN UCCANG
No comments:
Post a Comment