Irwan Nugroho - detikNews
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tampaknya makin serius membahas pemindahan ibu kota Republik Indonesia dari Jakarta. Presiden akan mengajak para menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II untuk berbicara lebih komprehensif dalam menyusun kebijakan perpindahan ibu kota itu usai liburan Hari Raya Idul Fitri 1431 H mendatang.
Hal itu diungkapkan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai, dalam rilis yang diterima detikcom, Minggu (5/9/2010).
"Presiden mengharapkan adanya konsolidasi yang intens antara Kementerian dan Lembaga untuk menyatukan rumusan kajian mengenai perpindahakan ibu kota. Semua dokumen yang telah diselesaikan, seperti asessment awal, berbagai kajian tata ruang yang terkait dengan ibu kota Jakarta, serta kajian terhadap opsi-opsi alternatif ibu kota akan dikerucutkan," ujar Velix.
Menurut Velix, meski kajian mengenai perpindahan ibu kota yang dilakukan pemerintah telah berjalan, SBY juga mengajak para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, dunia usaha, kalangan universitas, dan lembaga swadaya masyarakat, untuk memberikan masukan bagi penyempurnaan kajian-kajian yang dilakukan oleh pemerintah itu.
"Presiden terbuka apabila para pakar dan lembaga swadaya masyarakat ingin menyampaikan kajian yang telah mereka selesaikan secara mandiri. Intinya, pemerintah ingin agar proses menuju perencanaan perpindahan ibu kota dilakukan secara partisipatif," lanjutnya.
Saat ini, imbuhnya, pemerintah telah menerima masukan penting yang diserahkan oleh Tim Visi 2033 pimpinan Andrinof Chaniago. Melalui kajian yang mereka hasilkan, Andrinof dan anggota tim merekomendasikan agar ibu kota dipindahan ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Seperti diketahui, di depan peserta buka bersama dengan pengurus dan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Jumat, 3 September yang lalu, SBY mengemukakan 3 opsi untuk mengatasi kemacetan yang makin parah di Jakarta. Ketiga opsi itu adalah mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota dengan membenahi kemacetan, memindahkan pusat pemerintahan ke luar dari Jakarta, atau membangun ibu kota baru.
"Saya sudah berpikir diam-diam, meskipun tidak setiap saat berbicara di hadapan pers. Karena ini fundamental, diperlukan kesepakatan bersama baik itu pemerintah, parlemen dan semua kalangan masyarakat, mana yang kita pilih." kata SBY. (irw/irw)
No comments:
Post a Comment