Jawa Timur menyambut dengan ramah kedatangan Presiden SBY. Dan, hari Selasa, 14 Desember 2010, menjadi momen yang bersejarah bagi ITS. Kampus ini hadir dengan nilai-nilai perjuangan kemerdekaan Indonesia. ITS hadir untuk menjawab tantangan dan peluang sesuai konteks dan masa. Untuk menghadapi masa depan, dalam bahasa Presiden SBY, beliau menunggu ITS dan ITB ”ngamuk” untuk meningkatkan kontribusi teknologi yang inovatif dan kreatif bagi Indonesia yang lebih baik.
Dalam kuliah umum ini, tema besar yang diangkat adalah "Teknologi, Ekonomi, dan Masa Depan Indonesia". Dua pertanyaan besar yang diangkat oleh Presiden SBY. Pertama, apa cita-cita dan wajah Indonesia di masa depan? Kedua, kontribusi apa yang bisa dihadirkan oleh ITS, termasuk para pihak di bidang teknologi?
Dalam menggapai cita-cita ini, Presiden SBY menekankan bahwa kita telah memadukan pendekatan yang komprehensif. Kita integrasikan pendekatan berbasis sumber daya alam, pengetahuan, dan budaya. Dalam konteks desain besar ekonomi nasional, Presiden memperkenalkan strategi 'eco-social market economy', yang dikenal sebagai strategi pembangunan ekonomi pasar sosial yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi tidak hanya kuat dan berkelanjutan, namun pertumbuhan ekonomi yang inklusif, merata, dan berkeadilan. Kita memadukan mekanisme pasar dan peran negara yang tepat. Keduanya saling terkait, mendukung, dan saling melengkapi.
Ke depan, tiga agenda utama yang kita kembangkan secara terpadu, fokus dan terukur. Pertama, mengembangkan sektor-sektor unggulan yang meliputi antara lain pertanian, kelautan, energi dan pangan, infrastruktur, pariwisata, UKMK, dan teknologi yang inovatif dan kreatif. Kedua, mendorong pengembangan wilayah-wilayah strategis yang berdampak pula bagi percepatan pembangunan wilayah-wilayah tertinggal. Dalam lima tahun ke depan, 2010-2014, Presiden SBY berkomitmen untuk mendorong sentra-sentra ekonomi baru di pulau Sumatera, Sulawesi, Papua, Kalimantan, kepulauan Maluku, serta kepulauan Nusa Tenggara. Namun, seiiring dengan hal itu, menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pulau Jawa-Bali, serta mengurangi disparitas antara desa-kota maupun antara wilayah Utara Jawa dan wilayah Selatan Jawa. Ketiga, agenda nasional untuk menata Jakarta sebagai ibukota Jakarta, maupun membenahi kawasan Jabodetabek sebagai sentra ekonomi. Dengan peran yang multi-fungsi dewasa ini, Jakarta menanggung beban yang tinggi. Akibatnya, sederet persoalan yang perlu dipecahkan, apakah soal banjir, macet, degradasi lingkungan, tata ruang, urbanisasi, maupun kemiskinan perkotaan. Karena itu, Presiden SBY mengajak civitas akademika di ITS untuk turut memikirkan solusi yang arif dan menyeluruh atas persoalan Jakarta ini.
No comments:
Post a Comment