"Menyikapi pernyataan Presiden, diskusi-diskusi dan kajian telah dilakukan beberapa Kementerian," kata Velix Wanggai, Staf Khusus Presiden bidang Pembangunan Daerah, saat dihubungi melalui telepon, Sabtu, 19 Januari 2013.
Velix pun menjelaskan perihal diskusi wacana perpindahan ibu kota dilontarkan sejak 2 Desember 2009 lalu di Palangkaraya pada acara pembukaan Rapat kerja Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). Kemudian ditegaskan kembali beberapa kali pada Buka Bersama dengan pimpinan media massa pada 9 Agustus 2010, dan di acara Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) pada awal September 2010.
Sejak saat itu, ujar Velix, sudah banyak kajian intensif dan diskusi kebijakan strategis dengan wakil-wakil dari Kementeri Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk menggodok kemungkinan pemindahan ibu kota.
"Juga berdialog dengan tim visi 2033 yang diketuai oleh Andrinof Chaniago dan sejumlah pengamat pembangunan perkotaan dan wilayah," Velix menambahkan.
Namun, Velix mengatakan, dalam waktu dekat ini Presiden belum melontarkan kembali pentingnya diskusi wacana ini kepada publik. "Presiden secara langsung tidak, tetapi melalui staf khusus, karena melihat banyak pandangan dari pengamat dan politikus, maka dinyatakan bahwa Presiden tidak tabu untuk membicarakan pemindahan ibu kota," kata dia.
Presiden memahami Jakarta tidak bisa lagi menampung interaksi manusia dan lingkungan. Walaupun begitu, ada tiga opsi atau skenario yang bisa dipilih. Pertama, ibu kota tetap di Jakarta tetapi dibenahi secara total. Kedua, ibu kota tetap di Jakarta tetapi pusat pemerintahan pindah ke lokasi lain. Ketiga, dibangunnya ibu kota yang sama sekali baru.
ARYANI KRISTANTI
No comments:
Post a Comment