Membedah BUMN-BUMN Yang Untung (4)Sabtu, 08 Januari 2011 , 00:31:00 WIB
ANTAM/IST
| |
|
RMOL.Tahun
2010 PT. Aneka Tambang (Antam) dinobatkan sebagai Badan Usaha Negara
(BUMN) kedua terbesar yang memiliki pertumbuhan keuntungan mencapai
181,9 persen. Tapi, kondisi tersebut tidak serta merta membuat Antam
happy.
Beberapa kendala seperti tumpang tindih lahan, pencabutan ijin
pertambangan secara sepihak oleh Pemerintah Daerah, pungutan liar,
masih menghantui kepastian investasi pertambangan Antam.
“Ketidakpastian hukum, dan beberapa kebijakan Pemda membuat iklim
investasi pertambangan jadi kurang kondusif,” kata Sekretaris
Perusahaan PT. Antam, Bimo Budi Satriyo kepada
Rakyat Merdeka melalui pesan elektroniknya, kemarin.
Dikatakan, pada kuartal ketiga tahun 2010, Antam berhasil
mengantongi keuntungan Rp 900 miliar, lebih besar dari tahun 2009 yang
hanya Rp 600 miliar.
Tapi pada sisi pendapatannya Antam anjlok Rp 3 triliun. Bila pada
tahun 2009 mencapai Rp 8 triliun, tapi pada kuartal ketiga tahun 2010
meraih pendapatan sekitar Rp 5 triliun.
Selain itu, target kinerja produksi emas dan bauksit diakuinya juga
tidak tercapai. Dikatakannya, target emas pada tahun 2010 adalah
sekitar 3 juta ton. Namun yang berhasil terealisasi hanya 2,8-2,9 juta
ton. Penyebabnya adanya penurunan kadar yang merupakan sesuatu yang
uncontrollable.
Demikian pula pada produksi bauksit. Tahun lalu Antam menargetkan sekitar 175 ribu wmt (
Wet Metric Ton-
red), namun yang terealisasi hanya 162 ribu wmt. Penurunan jumlah
produksi ini memang sengaja karena lokasi tambang yang relatif lebih
jauh dari port, sehingga membutuhkan tambahan biaya transportasi.
“Oleh karena itu kita ingin sesegera mungkin memulai konstruksi
proyek CGA Tayan sehingga nilai tambah yang diperoleh jauh lebih
besar,” ujarnya.
Untuk memperbaiki kinerjanya, Antam telah membuat tiga strategi
utama. Pertama, mereka akan fokus pada industri hilir melalui penciptaan
added value dalam
pengembangan industri alumina, dan feronikel, serta melakukan akuisisi
strategis untuk penciptaan nilai jangka panjang perusahaan. Kedua,
Antam akan fokus pada bisnis inti melalui program optimasi pabrik
feronikel untuk memastikan operasi yang stabil dan aman, kegiatan
eksplorasi yang berkelanjutan dalam komoditas nikel, emas, bauksit dan
batubara, serta mempertahankan kompetensi inti di bidang penambangan
dan pengolahan.
“Kemudian ketiga kami akan fokus pada Kekuatan keuangan perusahaan
dengan adanya sumber pendanaan yang terdiversifikasi (perbankan,
obligasi, mitra strategis) serta berupaya untuk memiliki struktur biaya
yang kompetitif,” jelasnya.
Diungkapkan Bimo, pencapaian Antam pada tahun 2010 cukup banyak.
Dengan tekad untuk terus bertumbuh, Antam sudah mulai mengoperasikan
dua tambang baru, yaitu tambang emas Cibaliung sejak bulan Mei 2010,
dan juga tambang nikel Tapunopaka sejak Agustus lalu.
Menurutnya, pengoperasian kedua tambang ini akan semakin mendukung
kegiatan operasi nikel dan emas Antam. Dari sisi kinerja operasi, untuk
komoditas feronikel, dan bijih nikel berhasil mencapai target.
“Tak hanya itu, dari sisi pengembangan, kami juga melakukan
penandatanganan kontrak EPC untuk proyek CGA Tayan, dan juga revised JVA
dengan Hangzhou Jinjiang Group untuk proyek SGA Mempawah,” paparnya.
Sementara untuk tahun 2011, Antam akan fokus pada kelanjutan dan
realisasi proyek-proyek pengembangan. Tujuannya, agar konstruksi proyek
CGA Tayan sudah dapat dimulai, dan financing proyek FeNi Halmahera,
dan SGA Mempawah juga bisa masuk ke dalam tahapan finalisasi.
“Kami juga akan membuka tambang nikel baru di Pakal. Dalam hal
peningkatan kinerja fasilitas produksi yang ada, kami akan melakukan
optimasi pabrik FeNi I dan II,” ungkapnya.
Saat ditanya mengenai keinginan pemerintah supaya BUMN-BUMN bisa go
internasional, Antam mengaku siap. Dikatakannya hal ini sesuai dengan
Visi Antam 2020, yaitu menjadi korporasi global berbasis pertambangan
dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia.
“Tidak Bisa Dalam Jangka Pendek”
Pasha Ismaya Sukardi, Anggota Komisi VI DPR
Anggota Komisi VI DPR Pasha Ismaya Sukardi menilai kinerja PT Antam
pada tahun 2010 cukup memuaskan dengan perolehan keuntungannya
diperingkat kedua diantara BUMN yang meraih laba bersih terbesar dari
Kemeng BUMN.
“Dengan penghargaan tersebut Antam mengemban tanggungjawab baru
sekaligus mendapatkan peluang untuk menjadi perusahaan tambang
besar,” katanya, kemarin.
Kedepan anggota Fraksi Demokrat ini menyarankan, Antam perlu
melakukan perbaikan secara komprehensif, dan sebaiknya dimulai dari
internal. Setelah itu memperluas jangkauan kerjasamanya dengan
perusahaan tambang lainnya. “Apalagi Antam memiliki strategi alamiah,
seperti menggunakan akuisisi,” ucapnya.
Terkait mimpi Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar yang
menghendaki perusahan negara, termasuk Antam menjadi perusahaan go
internasional, Pasha mendukungnya, hanya saja itu merupakan impian
jangka panjang.
“Saya tidak yakin bisa dilakukan dalam jangka waktu yang pendek.
Untuk bisa go internasional itu tidak mudah. Setidaknya perlu
melakukan kapitalisasi, dan bisa mencatatkan sahamnya di pasar bursa
saham internasional,” paparnya.
“Banyak Cukong Yang Bermain”
Marwan Batubara, Direktur Eksekutif IRESS
Direktur Eksekutif
Indonesian Resources Studies (IRESS)
Marwan Batubara menilai, selama 2010 kinerja PT Antam sudah cukup
baik, hanya manajemen perusahaan perlu lebih pro aktif dalam melihat
peluang bisnis.
“Pihak manajemen kurang proaktif. Masih banyak potensi bisnis yang belum mereka garap,” katanya, kemarin.
Bekas anggota DPD ini mengatakan, industri pertambangan di
Indonesia sebetulnya sangat potensial untuk ditumbuhkembangkan.
Banyak bahan tambang yang belum dimanfaatkan secara maksimal,
seperti Bauksit dapat diolah menjadi alumina yang merupakan bahan
untuk membuat alumunium.
“Pihak manajemen Antam harus memanfaatkan sumber daya alam Indonesia
dengan optimal. Kalau bauksit diubah menjadi Alumina, kita jadi nggak
perlu ekspor lagi. Jadi selain bisa menambah pemasukan bagi Antam, juga
bisa menghidupkan produksi Inalum, dan membuka lapangan kerja baru,”
jelasnya.
Selain itu, Marwan berharap, pemerintah pusat untuk mendorong Antam
untuk lebih maju. Misalnya, pengalihan lahan yang kepada swasta. “Kalau
seperti ini yang banyak bermain adalah cukong-cukong yang ingin
mengeruk keuntungan pribadi dengan aparat pemda yang menjadi
pengawalnya,” tudingnya.
Bentuk Terhadap masalah tersebut, kata dia, pemerintah pusat perlu
mengambil tindakan tegas terhadap pemda yang kerap berbuat
sewenang-wenang dengan mengatasnamakan otonomi daerah.
“Pemerintah perlu membuat aturan yang jelas, seperti Keputusan
Manteri atau Keputusan Presiden guna melindungi kinerja Antam,”
cetusnya.
“Agar Diketahui Perda Bermasalah”
Velix Fernando Wanggai, Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah
Velix Fernando Wanggai, Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah
mengakui, dalam perizinan tambang, sering kali ada konflik antara
perusahaan tambang dengan Pemda setempat. Hal tersebut karena batas
wilayah yang belum jelas, sehingga terjadi tumpang tindih perijinan.
“Biasanya perizinan tersebut sering kali memberatkan perusahaan
pertambangan yang sedang beroperasi di daerah tersebut, katanya,
kemarin.
Dijelaskan, kebijakan otonomi daerah yang berkaitan dengan
pertambangan, memang Pemda diberikan hak untuk memilik saham dari
perusahaan tambang tersebut, agar bisa ikut berpartisipasi.
Soal pungutan liar, Velix menegaskan, hal itu tidak bisa dibenarkan,
karena yang ada adlah pungutan resmi berupa pajak yang merupakan salah
satu pendapatan daerah itu sendiri. “Pungutan tersebut dilakukan Pemda
setempat digunakan untuk pembangunan daerah itu,” ucapnya.
Dikatakan, saat ini yang sedang dibenahi untuk mengatasi
permasalahan pertambangan di daerah antara lain melakukan
identifikasi regulasi yang menghambat iklim investasi. “Pemerintah
melakukan identifikasi dengan tujuan agar dapat diketahui Perda mana
saja yang bermasalah,” tegas Velix.
Tahun 1999 Sahamnya Tercatat Di Australia
Sekilas PT Antam
Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan
terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah
operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan
mineral, kegiatan Antam mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan
serta pemasaran dari sumber daya mineral yang dimiliki. Antam memiliki
konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia.
Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah
cadangan dan sumber daya yang dimiliki, Antam membentuk beberapa
usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan
cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan. Antam
memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati.
Antam didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968
melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang
memproduksi komoditas tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek
ekspansi feronikel, pada tahun 1997 Antam menawarkan 35% sahamnya ke
publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999,
Antam mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt
entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing
yang memiliki ketentuan lebih ketat.
Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang
saham. Hal ini dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha
bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Strategi
perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan
bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan
pendapatan serta menurunkan biaya per unit. Antam berencana untuk
mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi terpercaya,
aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta peningkatan
nilai melalui pengembangan bisnis hilir. Antam juga akan
mempertahankan kekuatan finansial perusahaan.
Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan memastikan
akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai
pertumbuhan, dan membayar dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan
harus beroperasi lebih efisien dan produktif serta meningkatkan
kapasitas untuk memanfaatkan adanya skala ekonomis.
Sebagai perusahaan pertambangan, Antam menyadari bahwa kegiatan
operasi perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan
dan masyarakat sekitar. Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan
hidup dan khususnya pengembangan masyarakat tidak sekedar tanggung jawab
sosial tetapi merupakan bagian dari risiko perusahaan yang harus
dikelola dengan baik. Karakteristik industri pertambangan di
Indonesia sebagai industri pembuka daerah tertinggal dan terisolir juga
menjadikan peran perusahaan tambang untuk berperan aktif dalam
pengembangan masyarakat sekitar dan beroperasi sebagai good corporate
citizen sangat penting.
Hal ini akan berperan penting dalam menurunkan risiko adanya gangguan
terhadap operasi perusahaan. Beranjak dari konsepsi ini maka perhatian
yang mendalam terhadap upaya pelestarian lingkungan serta partisipasi
secara proaktif dalam pengembangan masyarakat merupakan salah satu
kunci kesuksesan kegiatan pertambangan.
Sumber: www.antam.com. [RM]