Pulau Mamsinam, Manokwari, Papua Barat (Istimewa/Divebuddy.com)
Solopos.com, MAMSINAM — Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono meresmikan situs Pekabaran
Injil di Pulau Mansinam, Papua Barat, Minggu (24/8/2014). Mereka
menempuh perjalanan sekitar 10 menit menggunakan KRI Sampari 628 dari
Pelabuhan Peti Kemas Manokwari. Apa istimewanya tempat ini?
Antara melaporkan Presiden SBY meresmikan situs Pekabaran Injil dengan patung Kristus Raja dan tugu peringatan kedatangan utusan Zending yang pertama pada 1855 itu. Beberapa pejabat yang mendampingi antara lain Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Menteri Perhubungan EE Mangindaan.
Pulau Mansinam di Manokwari, Papua Barat, menjadi tempat bersejarah
bagi rakyat Papua. Sebab, di pulau inilah pertama kalinya ajaran Injil
disebarkan oleh dua pendeta asal jerman, Carl William dan Goltlob
Geisller (Ottow dan Geisller).
Dikutip dari berbagai sumber oleh Detik, sebelum tiba di Pulau Mansinam, Ottow dan Geisller lebih dulu masuk ke Indonesia melalui Jakarta yang saat itu disebut Batavia pada 7 Oktober 1852. Kemudian pada 30 mei 1854, mereka tiba di Ternate untuk belajar dan memperdalam bahasa melayu serta belajar mengkaji berbagai informasi tentang Papua.
Mereka kemudian menerima surat jalan dari Sultan Tidore yang merupakan salah satu kerajaan Islam di nusantara. Sultan memberikan surat Izin bagi mereka bahkan memerintahkan kepada para kepala suku untuk melindungi dan menolong mereka jika mereka kekurangan makanan.
Pada tanggal 12 Januari 1855 bertolaklah mereka dari Dermaga Ternate, menumpang Kapal menuju Pulau tujuan mereka Mansinam. Setelah melewati perjalanan laut selamat 25 hari, pada 5 Februari 1855 kapal mereka membuang sauhnya untuk berlabuh di teluk Doreri.
Peristiwa tersebut menjadi sebuah nilai toleransi antara umat muslim dan kristiani saat itu. Sehingga Pulau Mansinam menjadi simbol harmoni dan toleransi umat beragama yang sudah dibangun sejak dulu.
“Toleransi beragama yang bisa dijadikan contoh bagi masyarakat baik nasional ataupun internasional, juga sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda baik di Tanah Papua maupun di Indonesia. bahwa toleransi sudah dibangun di Tanah Papua sejak lama oleh saudara saudara muslim dan kristiani,” tutur Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai saat berbincang dengan detikcom di Pulau Mansinam, Sabtu (23/8/2014).
Di tanah pertama mereka injakkan kaki di Pulah Mansinam, dibangunlah sebuah prasasti sebagai simbol kedatangan mereka. Di lokasi ini terdapat sebuah Prasasti Salib besar setinggi kurang lebih 6 meter.
Dibelakangnya terdapat relief gambar-gambar yang menceritakan soal kedatangan mereka yang disambut oleh warga setempat. Ada juga empat patung perunggu keduanya yang masing-masing menghadap ke laut dan ke arah Salib.
Di bagian bawah kaki prasasti, terdapat tulisan tangan mereka yang tertulis ‘Soli deo Gloria. De Eerste Zendelingen van Nederlandsch Nieuw Guinee C.W. Ottow En J.G. Geissler Zyn Hier Geland op 5 Februari 1855′. Di sisi lainnya, ada terjemahan dalam bahasa lokal. Artinya, kurang lebih, Zending pertama untuk Papua Ottow-Geissler tiba di sini 5 Februari 1855.
Selain meresmikan situs Pekabaran Injil di Mansinam, Presiden SBY juga meresmikan secara simbolis sejumlah infrastruktur pekerjaan umum seperti pembangunan Sea Wall di Pantai WTC Raja Ampat, embung dan jaringan pipa transmisi air baku peternakan di Kabupaten Fakfak. Selain itu, SBY juga meresmikan bangunan sabo pengendali sedimen bencana Wasior Manokwari, Bendungan Waroser dan pemecah ombak pengaman pantai Mansinam.
Presiden juga meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) distrik Kota Raja Ampat, penataan Pantai WTC , peningkatan kualitas pemukiman kawasan Pasar Ikan WTC, Kampung WTC dan Pesisir Pantai WTC, SPAM Pulau Mansinam, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pulau Mansinam, SPAM distrik Aimas Sorong.
Di samping itu, diresmikan pula peningkatan struktur jalan lingkar Raja Ampat, peningkatan struktur jalan lingkar Waisai, pembangunan sistem penyediaan air minum distrik Skamto dan Arsi, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Seusai meresmikan situs Pekabaran Injil di Pulau Mansinam, Presiden akan menuju Biak dari Bandara Rendani Manokwari.
Antara melaporkan Presiden SBY meresmikan situs Pekabaran Injil dengan patung Kristus Raja dan tugu peringatan kedatangan utusan Zending yang pertama pada 1855 itu. Beberapa pejabat yang mendampingi antara lain Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Menteri Perhubungan EE Mangindaan.
Dikutip dari berbagai sumber oleh Detik, sebelum tiba di Pulau Mansinam, Ottow dan Geisller lebih dulu masuk ke Indonesia melalui Jakarta yang saat itu disebut Batavia pada 7 Oktober 1852. Kemudian pada 30 mei 1854, mereka tiba di Ternate untuk belajar dan memperdalam bahasa melayu serta belajar mengkaji berbagai informasi tentang Papua.
Mereka kemudian menerima surat jalan dari Sultan Tidore yang merupakan salah satu kerajaan Islam di nusantara. Sultan memberikan surat Izin bagi mereka bahkan memerintahkan kepada para kepala suku untuk melindungi dan menolong mereka jika mereka kekurangan makanan.
Pada tanggal 12 Januari 1855 bertolaklah mereka dari Dermaga Ternate, menumpang Kapal menuju Pulau tujuan mereka Mansinam. Setelah melewati perjalanan laut selamat 25 hari, pada 5 Februari 1855 kapal mereka membuang sauhnya untuk berlabuh di teluk Doreri.
Peristiwa tersebut menjadi sebuah nilai toleransi antara umat muslim dan kristiani saat itu. Sehingga Pulau Mansinam menjadi simbol harmoni dan toleransi umat beragama yang sudah dibangun sejak dulu.
“Toleransi beragama yang bisa dijadikan contoh bagi masyarakat baik nasional ataupun internasional, juga sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda baik di Tanah Papua maupun di Indonesia. bahwa toleransi sudah dibangun di Tanah Papua sejak lama oleh saudara saudara muslim dan kristiani,” tutur Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai saat berbincang dengan detikcom di Pulau Mansinam, Sabtu (23/8/2014).
Di tanah pertama mereka injakkan kaki di Pulah Mansinam, dibangunlah sebuah prasasti sebagai simbol kedatangan mereka. Di lokasi ini terdapat sebuah Prasasti Salib besar setinggi kurang lebih 6 meter.
Dibelakangnya terdapat relief gambar-gambar yang menceritakan soal kedatangan mereka yang disambut oleh warga setempat. Ada juga empat patung perunggu keduanya yang masing-masing menghadap ke laut dan ke arah Salib.
Di bagian bawah kaki prasasti, terdapat tulisan tangan mereka yang tertulis ‘Soli deo Gloria. De Eerste Zendelingen van Nederlandsch Nieuw Guinee C.W. Ottow En J.G. Geissler Zyn Hier Geland op 5 Februari 1855′. Di sisi lainnya, ada terjemahan dalam bahasa lokal. Artinya, kurang lebih, Zending pertama untuk Papua Ottow-Geissler tiba di sini 5 Februari 1855.
Selain meresmikan situs Pekabaran Injil di Mansinam, Presiden SBY juga meresmikan secara simbolis sejumlah infrastruktur pekerjaan umum seperti pembangunan Sea Wall di Pantai WTC Raja Ampat, embung dan jaringan pipa transmisi air baku peternakan di Kabupaten Fakfak. Selain itu, SBY juga meresmikan bangunan sabo pengendali sedimen bencana Wasior Manokwari, Bendungan Waroser dan pemecah ombak pengaman pantai Mansinam.
Presiden juga meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) distrik Kota Raja Ampat, penataan Pantai WTC , peningkatan kualitas pemukiman kawasan Pasar Ikan WTC, Kampung WTC dan Pesisir Pantai WTC, SPAM Pulau Mansinam, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pulau Mansinam, SPAM distrik Aimas Sorong.
Di samping itu, diresmikan pula peningkatan struktur jalan lingkar Raja Ampat, peningkatan struktur jalan lingkar Waisai, pembangunan sistem penyediaan air minum distrik Skamto dan Arsi, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Seusai meresmikan situs Pekabaran Injil di Pulau Mansinam, Presiden akan menuju Biak dari Bandara Rendani Manokwari.
Editor: Adib M Asfar
No comments:
Post a Comment