Minggu, 24/08/2014 05:01 WIB
Mega Putra Ratya - detikNews
Salah satu sudut keindahan Pulau Mansinam. (Foto:Mega/detikcom)
"Pulau Mansinam ini pulau bersejarah bagi rakyat di Tanah Papua. Di sini sejarah awalnya peradaban di Tanah Papua dengan masuknya dua misionaris asal Jerman, Carl William dan Goltlob Geisller (Ottow dan Geisller) pada 5 Februari 1855," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai saat berbincang dengan detikcom di Pulau Mansinam, Sabtu (23/8/2014).
Pada 22 Januari 2009, SBY menjadi Presiden pertama yang menginjakkan kakinya di Pulau Mansinam. SBY datang bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono untuk menyapa masyarakat.
"Ketika itu, gubernur menyampaikan keinginan dan harapan masyarakat dari umat kristiani di Tanah Papua untuk membuat sebuah monumen atau revitalisasi semua aspek yang ada di Pulau Mansinam. Pada saat itu Presiden menyatakan komitmennya untuk membantu baik sebagai kepala pemerintahan maupun secara pribadi," tutur Velix.
Setelah kunjungan tersebut, SBY memberikan arahan khusus kepada kantor staf khusus presiden bidang pembangunan daerah (SKP Bangda Otda) untuk melakukan komunikasi dengan pihak gereja dan Pemprov Papua Barat untuk mengidentifikasi kegiatan apa yang akan dilakukan dan mendesain perencanaan revitalisasi Pulau Mansinam. Kemudian SKP Bangda Otda
berkordinasi dengan tiga kementerian yakni Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Lingkungan Hidup.
"Pada 21 Desember 2011 kami berkunjung yang pertama, saat itu masih diatas bukit, masih hutan dan semak belukar, saat itu bapak presden memberikan arahan kepada kami untuk hadir pada 5 februari 2012 peringatan ke 157 masuknya injil di Tanah Papua dan saat itulah peletakan batu pertama," ungkapnya.
Di bibir pantai Pulau Mansinam, kita bisa menemui tempat pendaratan pertama dua misionaris asal Jerman, Carl William dan Goltlob Geisller (Ottow dan Geisller). Di lokasi ini terdapat sebuah Prasasti Salib besar setinggi kurang lebih 6 meter.
Dibelakangnya terdapat relief gambar-gambar yang menceritakan soal kedatangan mereka yang disambut oleh warga setempat. Ada juga empat patung perunggu keduanya yang masing-masing menghadap ke laut dan ke arah Salib.
Selain itu ada juga Gereja Tua Lahai Roi yang saat ini dijadikan tempat warga setempat untuk beribadah. Di belakang gereja, ada sumur tua yang saat itu digali oleh Ottow dan Geisller dibantu warga sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari-hari.
Naik ke atas bukit, sekitar 1 km, ada Patung Yesus Kristus besar setinggi 35 meter. Patung ini sebagai simbol dimana Kitab Injil pertama masuk ke Tanah Papua.
Ikuti berbagai berita menarik hari ini di program "Reportase" TRANS TV yang tayang Senin sampai Jumat pukul 16.45 WIB
(mpr/rmd)
No comments:
Post a Comment