Jan 29, 2016

Kementerian PUPR Serap Rp1,1 T Perbaiki 82.245 Unit Rumah

Kementerian PUPR Serap Rp1 1 T Perbaiki 82 245 Unit Rumah
Kementerian PUPR melalui Direktorat Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menyerap anggaran sebanyak Rp1,1 triliun untuk memperbaiki 82.245 unit rumah. Foto: Ilustrasi/Sindo

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menyerap anggaran sebanyak Rp1,1 triliun melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Bantuan tersebut merupakan program bedah rumah dalam rangka menyediakan rumah layak huni kepada masyarakat.

Direktur Rumah Swadaya, Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, Hardi Simamora mengatakan, jumlah rumah yang dibedah dengan penyerapan anggaran tersebut mencapai 82.245 unit rumah meliputi wilayah Sumatera, Wilayah Jawa, Kalimantan, Wilayah Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara serta Wilayah Maluku dan Papua.

"Rinciannya masing-masing sebanyak 8.699 rumah di wilayah Sumatera bagian utara, 7.215 unit di Sumatera bagian selatan, 32.624 unit di wilayah Jawa, 7.238 di Kalimanatan, 15.299 di Sulawesi, 6.366 di Wilayah Bali dan Nusa Tenggara serta sebanyak 4.804 unit di Wilayah Maluku dan Papua," ujarnya dalam jumpa pers di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (29/1/2016). 

Dia menjelaskan, penyaluran BSPS merupakan amanat Undang-Undang no 1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan pemmukiman yang menyebutkan bahwa bantuan pembangunan rumah bagi masyarakat Berpenghasilan Rendah atau MBR bisa dilakukan melalui stimulan rumah swadaya. "Selain itu, aturannya juga terdapat dalam amanat Recanana Pembangunan Jangka Panjang Menengah (RPJMN) 2015-2019 mengenai peningkatan kualitas dan pembangunan baru.

Menurut Hardi, program rumah swadaya melalui BSPS dilakukan melalui rekening penerima bantuan yang dibuat oleh pihak bank penyalur di kantor pusat jakarta atas nama masing-masing penerima bantuan berdasarkan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen. "Selanjutnya dana tersebut langsung dibelanjakan kepada toko bahan bangunan pada toko-toko bangunan yang ditunjuk oleh penerima bantuan secara berkelompok.

"Jumlah bantuan yang diberikan kepada masyarakat terdiri atas dua, yakni peningkatan kualitas dengan jumlah maksimum Rp15 juta dan Pembangunan baru maksimal Rp30 juta," tandasnya.

Tidak Efektif

Di tempat yang sama, Pengamat Perumahan, Mohammad Jehansyah Siregar mempertanyakan efektivitas program tersebut. Menurut dia, program tersebut, rentan menimbulkan lahirnya birokrasi rente dan rentan ditunggangi kepentingan politik.

"Kita tidak tahu di lapangan akan seperti apa. kalau ditunggangi kepentingan politik, artinya penetapan lokasinya bisa tergantung kepada kepala daerah setempat. Sementara rentan melahirkan birokrasi rente sebab, pemerintah pusat tidak sampai pada detil di lapangan. Artinya, ketika tim di daerah siap yang dibentuk melalui SKPD dan Satker ya lepas. Makanya perlu evaluasi terus," ujarnya, yang juga Tenaga Ahli Menteri PUPR Bidang Perumahan dan Pemukiman

Dia mengatakan, program tersebut harus lebih diperjelas, terutama target sasaran kepada penerima bantuan. Dia beralasan, penggunaan anggaran melalui perbaikan atau peningkatan kualitas rumah pada program tersebut bisa bermasalah selama kriteria penerima bantuan juga tak diperjelas.

"Saya atau keluarga sayasaja bisa ikut program tersebut. Misalnya, kalau ada lahan saya kosong saya bangun setengah, kemudian ikuti program peningkatan kualitas rumah, maka rumah saya dibantu juga," katanya.

Sebagai informasi, mekanisme penyaluran bantuan pada program tersebut berdasarkan usulan Bupati maupun Walikota setempat bersama Kementerian PUPR. Selanjutnya melalui Musyawarah perencanaan pembangunan yang digodok Bappenas dilakukan penetapan lokasi. Data lokasi, mempertimbangkan data dari Badan Pusat Statistik maupun pemda setempat terkait lokasi tinggal warga MBR.

Setelah itu, Satuan kerja bersama perangkat dinas daerah setempat melakukan sosialiasi dan merekrut tim fasilitator. Untuk selanjutnya tim fasilitator membentuk kelompok calon penerima bantuan, menyusun proposal hingga diverivikasi sebelum uang bantuan diserahkan melalui transfer rekening lewat Bank BTN. Pada tahun ini, program yang sama di Kementerian teknis PUPR juga masih akan berlanjut dengan total anggaran mencapai Rp1,425 triliun dengan target perbaikan rumah sebanyak 95.000 unit.


(dmd)
dibaca 3.133x

Jan 24, 2016

2016, Anggaran Infrastruktur Kementerian PUPR Rp 104,08 triliun

Minggu, 24 Januari 2016 | 22:12
     
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan)

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) (istimewa)

Jakarta – Tahun 2016, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diamanatkan untuk merealisasikan belanja infrastruktur sebesar Rp 104,08 triliun. Untuk itu, dalam upaya percepatan pelaksanaan pembangunan infrastruktur, Kementerian PUPR telah melaksanakan lelang dini pada Agustus 2015.

Hal itu dikatakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, dalam siaran persnya, Minggu (24/1). Ia mengatakan, pada awal Januari 2016 juga telah dilakukan penandatanganan kontrak serentak kegiatan pembangunan infrastruktur PUPR Tahun 2016 yang disaksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pelelangan dini dan penandatanganan kontrak di awal tahun juga dimaksudkan agar perekonomian tumbuh dengan baik. Dengan demikian, pembangunan fisik dalam setahun dapat menghasilkan infrastruktur yang lebih berkualitas dan segera dinikmati masyarakat.

Menurut Basuki, untuk mendorong pembangunan infrastruktur, PUPR juga berkomitmen mendorong penggunaan peralatan, material konstruksi, dan sumber daya lokal.

Pada Sabtu (23/1), Basuki meresmikan MarkPlus Center for Infrastructure yang berlokasi di Kantor MarkPlus, Office 88 Lantai 8, Kota Kasablanka. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti didampingi CEO dan Founder MarkPlus,Inc Hermawan Kertajaya. “Saya mengapresiasi MarkPlus Inc juga telah berhasil mengembangkan MarkPlus Center for Technology and Creativity di Bandung dan MarkPlus Center for Tourism & Hospitality di Bali dan sangat diharapkan bersinergi keberadaannya dengan MarkPlus Center for Infrastructure, antara lain untuk mendukung pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional dan kota-kota cerdas yang berkelanjutan di Indonesia,” ujar Basuki.
Terkait dukungan terhadap sector pariwisata,Kementerian PUPR pada tahun ini telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4 triliun untuk pembangunan akses jalan ke kawasan wisata, sanitasi dan air bersih.

Siprianus Edi Hardum/EHD
Suara Pembaruan

Jan 7, 2016

Menteri PUPR : 2016 adalah Tahun Percepatan

Kamis , 7 Jan 2016
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa tahun 2016 adalah tahun percepatan kerja. Tahun 2016, Kementerian PUPR mempercepat penyerapan mulai dari Bulan Januari. Dengan percepatan penenyerapan di awal tahun Basuki optimis mampu menyerap 5-6 persen. Demikian disampaikannya saat wawancara dengan Oxford, Kamis (7/1).

“Di tahun sebelumnya, penyerapan dimulai pada Bulan Mei – Juni dan menyerap sebesar 5-6 persen anggaran. Untuk tahun ini kami percepat penyerapan pada awal tahun dengan penyerapan sekitar 5-6 persen. Langkah tersebut dilakukan agar penyerapan tahun ini lebih baik,”tegas Basuki.

Dikatakannya, tanggal 6 Januari 2016 dilakukan penandatanganan paket lelang Kementerian PUPR. Total paket yang ditandatangani hari ini sebanyak 644 paket dengan nilai kontrak sebesar Rp. 8,81 Triliun. Dari 644 paket, sebanyak 597 paket merupakan paket kecil dibawah Rp 50 miliar yang diharapkan menjadi penggerak ekonomi di daerah-daerah, sementara sisanya 47 paket adalah paket besar diatas Rp 50 miliar. Nilai kontrak tersebut merupakan 10.84 % dari total belanja modal Kementerian PUPR Tahun 2016.

Dalam upaya percepatan pembangunan infrastruktur PUPR, Tahun 2016 Kementerian PUPR yang memiliki 10.752 paket kontrak dengan nilai Rp 73,41 Triliun, telah melaksanakan pelelangan dini sejak Bulan Agustus hingga Desember 2015 sebanyak 5.344 paket, dengan nilai Rp. 42,74 Triliun. Kegiatan lelang dini dan penandatanganan kontrak di awal tahun 2016 bertujuan agar pekerjaan dapat dilakukan selama satu tahun penuh sehingga infrastruktur yang dibangun lebih cepat selesai dan dapat segera dimanfaatkan masyarakat.
Beberapa target yang direncakana PUPR selama Kabinet Kerja antara lain pembangunan 1.000 km jalan tol, Program Sejuta Rumah dan Program 100-0-100  yang terkait dengan sanitasi, permukiman kumuh dan air bersih. Target pembangunan 1.000 km jalan tol tersebar di seluruh kawasan Indonesia. Diperkirakan dapat selesai lebih cepat satu tahun atau pada 2018 mendatang. Di bidang sumber daya air, PUPR menargetkan akan membangun 49 bendungan.(ind)

Jan 6, 2016

Penandatanganan Kontrak Kegiatan Tahun Anggaran 2016 Kementerian PUPR


Rabu , 6 Jan 2016
Sebagai tahun percepatan kerja, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan “Peluncuran Penandatanganan Kontrak Kegiatan Tahun Anggaran 2016”, pada hari Rabu 6 Januari 2016 di Ruang Pendopo Kementerian PUPR, Jakarta.

Acara tersebut dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Jaksa Agung M. Prasetyo, Kepala Bappenas Sofyan Djalil, dan para pejabat Kementerian PUPR.

“Kalau hari ini sudah ditandatangani, besok harus sudah bekerja. Pola baru ini yang saya dorong dan tekankan kepada seluruh kementerian. Saya berbahagia sekali di Kementerian PU hari ini sudah memulai, seperti yang 4-5 bulan lalu saya sampaikan, kontrak-kontrak harus dimulai diawal bulan Januari dan pekerjaan juga dimulai diawal Januari” kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya.

Acara penandatanganan kontrak dilakukan di 5 lokasi secara bersamaan yakni Medan, Banjarmasin, Surabaya, Manado, dan Jayapura. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Basuki Hadimuljono menyaksikan acara tersebut melalui video conference dari Ruang Pendopo Kementerian PUPR, Jakarta. 

Pada masing-masing lokasi akan ditandatangani sebanyak 10 paket yang terdiri dari paket kontraktual baik pekerjaan fisik maupun jasa konsultansi di bidang jalan dan jembatan, sumber daya air, infrastruktur permukiman, dan penyediaan perumahan.

Presiden Joko Widodo juga menyampaikan agar pembangunan infrastruktur PUPR dapat banyak menyerap tenaga kerja tanpa melupakan penggunaan teknologi dan alat berat, dilakukan oleh kontraktor lokal, dan mengutamakan penggunaan produk dalam negeri.

Sementara itu Menteri Basuki menyampaikan penyerapan anggaran di Bulan Januari ditargetkan sebesar 5-6 persen. “Acara ini bukan seremonial, namun semata-mata laporan Kementerian PUPR kepada masyarakat bahwa kita siap bekerja awal Januari 2016. Biasanya penyerapan anggaran pada Bulan Mei-Juni sebesar 6%, kita akan tarik menjadi Bulan Januari sehingga penyerapan anggaran lebih baik”, jelas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.   

Total paket yang ditandatangani hari ini sebanyak 644 paket dengan nilai kontrak sebesar Rp. 8,81 Triliun. Dari 644 paket, sebanyak 597 paket merupakan paket kecil dibawah Rp 50 miliar yang diharapkan menjadi penggerak ekonomi di daerah-daerah, sementara sisanya 47 paket adalah paket besar diatas Rp 50 miliar. Nilai kontrak tersebut merupakan 10.84 % dari total belanja modal Kementerian PUPR Tahun 2016.
Paket kontrak tersebut antara lain:
  1. Bidang SDA sebanyak 191 paket senilai Rp. 811,41 Miliar untuk mendukung ketahanan pangan, antara lain Pembangunan Jaringan DI Kelarik Kab. Natuna, Lanjutan Pembangunan Sistem Air Baku (SPAM Regional) Kota dan Kab. Sorong, dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Batang Anai I (6.764 Ha) Kab. Padang Pariaman (Lanjutan).
  2. Bidang Jalan dan Jembatan sebanyak 436 Paket senilai Rp. 7,93 Triliun, antara lain pembangunan dan preservasi jalan nasional di kawasan perbatasan dan jalan trans Papua.
  3. Bidang Infrastruktur Permukiman sebanyak 11 Paket senilai Rp. 68,87 Miliar, antara lain Pengembangan SPAM IKK Jatinangor (ITB) Tahap 2, SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi Gunung Seriang di Kab. Bulungan, dan SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi Mentarang Kab. Malinau.
  4. Bidang Penyediaan Perumahan sebanyak 6 Paket senilai Rp. 4,8 Miliar, antara lain Penyusunan Manajemen Mutu SDM Ditjen Penyediaan Perumahan, Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan SOP di Lingkungan Ditjen Penyediaan Perumahan, Pengembangan SIMKA Ditjen Penyediaan Perumahan.

Dalam upaya percepatan pembangunan infrastruktur PUPR, Tahun 2016 Kementerian PUPR yang memiliki 10.752 paket kontrak dengan nilai Rp 73,41 Triliun, telah melaksanakan pelelangan dini sejak Bulan Agustus hingga Desember 2015 sebanyak 5.344 paket, dengan nilai Rp. 42,74 Triliun. Kegiatan lelang dini dan penandatanganan kontrak di awal tahun 2016 bertujuan agar pekerjaan dapat dilakukan selama satu tahun penuh sehingga infrastruktur yang dibangun lebih cepat selesai dan dapat segera dimanfaatkan masyarakat.
Selama ini, pelelangan pekerjaan kontraktual baru dilakukan pada awal tahun anggaran berjalan, prosesnya membutuhkan waktu hingga 4 bulan, sehingga tanda tangan kontrak dan pekerjaan dilapangan baru dimulai mendekati tengah tahun.

Disamping menyaksikan penandatanganan kontrak, Presiden RI Bapak Joko Widodo dan Menteri PUPR Bapak Basuki Hadimuljono juga melakukan video conference dengan pelaksana kegiatan pembangunan Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Jawa Tengah dan pembangunan Jembatan Pulau Balang, Kalimantan Timur untuk mengetahui perkembangunan kedua proyek strategis tersebut.   
Sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2015 tentang APBN 2016, Kementerian PUPR mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 104,08 Triliun dengan rincian:
  1. Belanja Modal sebesar Rp. 81,24 Triliun (78,05%),
  2. Belanja Barang sebesar Rp. 20,48 Triliun (19,68%),
  3. Belanja Pegawai sebesar Rp. 2,36 Triliun (2,27%).
Kegiatan pembangunan infrastruktur PUPR bertujuan untuk mendukung agenda Nawacita Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla diantaranya membangun Indonesia dari pinggiran, mewujudkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing. (gstv)

Jokowi Desak Proyek Infrastruktur Digarap Kontraktor Lokal

Jokowi Desak Proyek Infrastruktur Digarap Kontraktor Lokal
Presiden Jokowi mengamanatkan agar paket proyek infrastruktur yang dikerjakan Kementerian PUPR digarap oleh kontraktor lokal/ Ilustrasi

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap agar paket proyek infrastruktur yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan‎ Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) digarap oleh kontraktor lokal. Hal ini ditekankannya dalam acara Peluncuran Penandatanganan Kontrak Kegiatan Tahun Anggaran 2016 Kementerian PUPR.

(Baca Juga: Dobrak Tradisi Lama, Jokowi Kebut Pekerjaan Proyek di Awal Tahun)

Menurutnya, jika dilakukan maka hal ini akan menjadikan peredaran uang di daerah-daerah semakin banyak. Pasalnya, selama ini arus uang yang masuk ke daerah hanya 'numpang lewat' dan setelah ‎itu kembali masuk ke Ibu Kota.

"Gunakan paket kontrak yang ada tadi, gunakan kontraktor lokal.  Kalau terpaksa nasional, maka sub nya itu harus lokal. Kenapa begitu, karena saya ingin peredaran uang itu makin banyak di daerah. Jangan sampai hanya mampir, terus ketarik lagi ke Jakarta," katanya di Kantor Kementerian PUPR di Jakarta, Rabu (6/1/2016).

Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menginginkan agar proyek yang dikerjakan ini dapat membuka lapangan kerja sebesar-besarnya. Namun tetap tanpa melupakan untuk menggunakan teknologi.

‎"Kita ingin buka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Angka sebesar Rp104 triliun di infrastruktur PU akan membuka lapangan kerja besar sekali, saya titip usahakan proyek ini banyak menyerap tenaga kerja. Tanpa melupakan bahwa harus menggunakan teknologi," terang dia.

Dia juga menambahkan, kepada para kontraktor proyek agar meningkatkan penggunaan komponen lokal (local content). Diharapkan olehnya kontraktor dapat mengusahakan untuk tidak selalu menggunakan produk impor.

"Saya minta ke kontraktor, agar penggunaan local content diutamakan. Jangan dikit-dikit impor. Stop itu! Gunakan local content, syukur kalau bisa semuanya barang lokal. Jangan lagi beli pipa impor. Ada tuh di Batam, ada lagi buat jembatan impor baja padahal ada Krakatau Steel," tandasnya.


(akr)
dibaca 7.447x

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...