Sep 17, 2009

Working with Nature Against Poverty Development, Resources and the Environment in Eastern Indonesia


Editor(s): Budy P. Resosudarmo Frank Jotzo

List Price: £23.95

Print Availability: Usually delivered within 28 days

Paperback

e-book available e-product available

Contents:
Working with Nature against Poverty: Development, Resources and the Environment in Eastern Indonesia Preliminary pages; 1. Development, Resources and Environment in Eastern Indonesia, by Budy P Resosudarmo Frank Jotzo; PART I: ECONOMIC DEVELOPMENT AND POVERTY ALLEVIATION; 2. Papua I: Challenges of Economic Development in an Era of Political and Economic Change, by Budy P Resosudarmo Lydia Napitupulu Chris Manning Velix Wanggai; 3. Papua II: Challenges for Public Administration and Economic Policy under Special Autonomy, by Budy P Resosudarmo Chris Manning Lydia Napitupulu; 4. A Note on Socio-economic Development in Maluku, by Budy P Resosudarmo; 5. Socio-economic Conditions and Poverty Alleviation in East Nusa Tenggara, by Colin Barlow Ria Gondowarsito; PART II: NATURAL RESOURCES AND THE ENVIRONMENT; 6. Balancing Biodiversity Conservation and Development in Eastern Indonesia, by Ian M Dutton Rili Djohani Setijati D Sastrapradja Karla M Dutton; 7. Between a Rock and a Hard Place: Corporate Strategy at the Freeport Mine in Papua, 20012006, by Chris Ballard Glenn Banks; 8. Illegal Fishing in the Arafura Sea, by Budy P Resosudarmo Lydia Napitupulu David Campbell; 9. Searching for a Livelihood: The Dilemma of Small-boat Fishermen in Eastern Indonesia, by James J Fox Dedi Supriadi Adhuri Tom Therik Michelle Carnegie; 10. Forest Management and Conflict: The Case of the Rendani Protection Forest in Papua, by Hidayat Alhamid Peter Kanowski Chris Ballard.

MRP Dukung Orang Papua Jadi Menteri UDK: Nama Velix Wanggai Dimunculkan

[ 17-09-2009 ] Papuatime.com - Posted by : Joko

Masyarakat Adat

JAYAPURA-Informasi adanya rencana presiden terpilih periode 2009-2014 Susilo Bambang Yudiyono (SBY) yang akan membentuk Menteri Muda Urusan Daerah Khusus (UDK)dan kabarnya akan menempatkan putra terbaik Papua, Velix Fernando Wanggai yang kini menjabat staf perencana pada direktorat kawasan khusus dan daerah tertinggal di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), mendapat tanggapan positif dari Ketua Pokja Adat Majelis Rakyat Papua (MRP) Zainal Abidin Bay.

"Ini merupakan hasil yang kami dorong, sehingga otonomi khusus bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan sasarannya, baik di Aceh maupun di Papua" ujarnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (14/9).

"Jabatan ini lebih mengena dari pada menggunakan nama menteri percepatan pembangunan yang sudah tidak relevansi lagi saat ini,"tambahnya.

Kata Zainal, selama ini, MRP sudah memperjuangkan undang-undang otonomi khusus agar terlaksana dengan baik, namun dalam kenyataannya selalu saja terjadi persoalan, untuk itu dengan hadirnya menteri tersebut, diharapkan segala persoalan yang selama ini terjadi bisa menjadi perhatian dari menteri tersebut.

"Undang-undang Otonomi khusus sudah berjalan kurang lebih 8 tahun di Papua, namun sampai saat ini, undang-undang tersebut belum bisa terlaksana dengan baik. Kami harapkan dengan hadirnya menteri tersebut, persoalan yang selama ini sulit diterapkan di Papua dapat terlaksana dengan baik," tukasnya.

Menyinggung tentang adanya anggapan bahwa MRP belum maksimal dalam memperjuangan hak-hak adat orang Papua, langsung dijawab oleh Zainal, bahwa selama ini MRP sudah bekerja secara maksimal baik secara politik maupun melalui kelembagaan. Salah stau yang dilakukan pihaknya yakni sudah mendorong agar ada perlindungan terhadap masyarakat adat Papua menjadi perhatian pemerintah, ini dibuktikan dengan mereka sudah menyusun beberapa peraturan daerah khusus (Perdasus) dalam rangka memproteksi adat orang Papua.

Sayangnya karena MRP hanya sebagai lembaga yang memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap sebuah kebijakan, sementara fungsi legislator tidak ada pada MRP, sehingga sampai saat ini draf-draf yang sudah disusun oleh MPR sebagai lembaga kultur orang Papua dalam rangka memproteksi adat, selalu saja mandek di pemerintah daerah dan di Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP).

"Ada beberapa draf tentang perlindungan adat orang Papua yang sudah kami dorong, yang menjadi pertanyaan sejauh mana Pemprov dan DPRP memperjuangkan draf-draf tersebut. Ingat, masyarakat ini sudah lelah dengan persoalan-persoalan adat," katanya.

Tambah Zainal, sebagai contoh draf-draf yang telah didorong oleh MRP agar menjadi satu peraturan daerah dalam rangka memproteksi wilayah masyarakat adat Orang Papua, diantaranya tentang Perdasus pertambangan, Perdasus tentang hutan adat, Perdasus tentang tanah adat, termasuk juga tentang 11 kursi untuk orang asli Papua."Sayang, draf-drat tersebut selalu tidak ada kelanjutan lantaran terhambat di Pemprov dan DPRP," ujarnya.

"Yang kami dari MRP inginkan adalah draf-draf yang kami susun tersebut ada kelanjutan, sehingga masyarakat tahu bahwa hak-hak konstitusi sudah dilakukan oleh MRP. Selama ini kan tidak dilakukan, sehingga apa yang dilakukan oleh MRP tidak diketahui oleh masyarakat, ini yang menyebabkan masyarakat selalu menuding bahwa MRP tidak mampu menjalangkan perannya dan fungsinya dengan baik,"tambahnya.

Dijelaskan oleh Zainal, pihaknya sudah melakukan fungsi dan tugasnya untuk melindungi adat masyarakat orang Papua, bahkan demi memperjuangkan adat orang Papua, MRP juga dalam waktu dekat akan mensosialisasikan hasil pleno tentang keputusan cultur perlindungan orang Papua yang rencananya akan digelar pada 31 September mendatang baik di Papua maupun Papua Barat.

Nantinya, keputusan cultur adat orang asli Papua tersebut berisikan tentang pemberdayaan maupun keberpihakan dan perlindungan orang asli Papua. Hal-hal yang akan diatur dalam keputusan cultur adat orang asli Papua tersebut, diantarnya masalah-masalah khusus, seperti tentang rekrutmen PNS, termasuk penerimaan TNI/ polisi, dan partai Politik, yang mana harus mengutamakan sebanyak-banyaknya orang Papua.

" 0Ini kami lakukan karena melihat dinamika politik yang berkembangan bahwa harus mengutamakan orang asli Papua dalam segala hal, itu merupakan tindak nyata yang kami sudah laksanakan,"tuturnya.

Hal yang menarik juga bahwa di dalam keputusan cultur tersebut, MRP juga mendorong agar terbentukanya Partai Lokal Papua, sama seperti yang dilaksanakan di Aceh, sebab dengan hadirnya partai lokal tersebut diharapkan hak politik masyarakat Papua yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah, semakin nyata dalam politik, terutama 11 kursi yang selama ini dipersoalkan bisa terkafer didalamnya.

"Kami harapkan melalui partai lokal tersebut, 11 kursi tersebut bisa terakomodir, target kami 2014 partai lokal tersebut bisa terbentuk,"pukasnya.

Zainal mengambil contoh di partai yang dipimpinnya seperti Hanura Porovinsi Papua, dimana dirinya menerapkan 95 persen adalah orang asli Papua, ternyata tergetnya berhasil dimana tiga orang asli Papua mampu maju menjadi calon anggota DPRP, begitu juga di daerah-daerah dimana calon yang terpilih dari partai Hanura 95 persen adalah orang asli Papua. (cak)****

______________________

Dater:16 September 2009

Sep 7, 2009

Akar Masalah Yahukimo


Velix Vernando Wanggai:

Akar Masalah Yahukimo

Infrastruktur publik yang minim. Pendidikan terbatas. Jangkauan birokrasi terbatas.

Senin, 7 September 2009, 15:17 WIB

Siswanto


VIVAnews – Yahukimo, salah satu kabupaten di Provinsi Papua, terletak di daerah pegunungan. Lokasinya terpencil. Akses antar daerah sangat terbatas. Daerah ini tergolong terisolasi dari dunia luar.

Infrastruktur publik yang minim. Pendidikan terbatas. Jangkauan birokrasi terbatas. Kemudian, pembangunan di atas ke gunung sangat lemah.

Staf Perencana pada Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Velix Vernando Wanggai, mengatakan fakta yang terjadi di daerah itu menjadi pemicu rendahnya perputaran ekonomi.

Dampak yang sangat serius lagi ialah kelaparan yang kemudian melanda penduduk Yahukimo. Situasi sulit yang hampir terjadi saban tahun sejak 1990-an. Kelaparan yang telah memakan puluhan korban jiwa.

Medan yang sulit terjangkau pelayanan kesehatan juga ikut mengundang datangnya serangan penyakit, terutama TBC.

Menurut Velix keadaan yang sulit itu sebenarnya sudah ditangkap oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Intervensi pemerintah pusat kemudian dilakukan melalui program pemekaran wilayah. Hal ini, kata Velix, bertujuan untuk mengtasi rentang birokrasi yang selama ini tidak terjangkau di daerah gunung.

“Intervensi dengan membuat pemekaran diharapkan agar pelayaan publik makin terjangkau di sana,” kata Velix yang lahhir di Jayapura, Papua, ketika berkunjung ke redaksi VIVAnews, Senin 7 September 2009.

Pemerintahan baru juga telah dibentuk untuk melakukan pengembangan ekonomi dan pendidikan di sana. Tapi, ternyata hasilnya belum sukses. Belum optimalnya pencapaian kebijakan pemerintah itu karena implementasinya dinilai masih lemah.

“Secara kelembagaan sudah dibentuk, tapi konsep pengembangan sosial ekonomi pertanian lemah. Kegagalan panen. Pola pertanian masih terbatas,” kata penulis buku New Deal for Papua, Menata Kembali Papua dengan Hati.

Kendati demikian, program pengembangan terus berlanjut dengan tetap melakukan berbagai pembenahan. Nah, belajar dari pengalaman-pengalaman itu, Velix mengharapkan agenda ke depan pengembangan di segala lini di Yahukimo dilakukan dengan terpadu.

“Jadi bagaimana penanganan ekonomi mikro. Bagaimana infrastruktur, bagaimana kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik lainnya,” kata dia.

Intinya ialah bagaimana keterisolasian kawasan Yahukimo dari dunia luar terpecahkan. Dengan begitu penduduk sadar tentang pendidikan, kesehatan, dan pemenuhan sandang dan pangan.

Selama akar persoalan itu tidak terselesaikan, kata Velix, masalah di daerah pegunungan tetap muncul. Kelaparan akan terus melanda. Dan yang paling berbahaya tuntutan untuk berpisah dari NKRI akan terus terjadi.

Hasilnya akan maksimal jika swasta juga ikut andil dalam menindaklanjuti program pemerintah untuk membangun Yahukimo.

• VIVAnews


Sep 5, 2009

Bursa Kabinet SBY SBY Pertahankan Menteri Berprestasi


Nama-nama politisi PDIP juga bakal hadir.
Termasuk Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo.
Sabtu, 5 September 2009, 19:24 WIB

Arry Anggadha
(Rumga Presiden/ Cahyo)

VIVAnews - Presiden terpilih, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga kini terus menggodok nama-nama untuk duduk sebagai menteri pada pemerintahan mendatang. Diperkirakan, SBY bakal mempertahankan menteri-menteri yang dinilai berprestasi.

Informasi yang diterima VIVAnews, Sabtu 5 September 2009, penyusunan kabinet hampir usai. Pembicaran dengan partai juga sudah selesai. "Penilaian menteri berprestasi juga menjadi pertimbangan."

Dalam kabinet pemerintahan 2009-2014 ini bakal diisi oleh muka lama dan muka baru. Nama-nama politisi dari PDI Perjuangan juga bakal hadir dalam kabinet. Termasuk Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Menteri yang bakal dipertahankan atas prestasinya adalah Sri Mulyani Idrawati sebagai Menteri Keuangan, Mardiyanto (Menteri Dalam Negeri), Andi Mattalatta (Menteri Hukum dan HAM), Marie Elka Pangestu (Menteri Perdagangan), Malam Sambat Kaban (Menteri Kehutanan), Jusman Syafei Jamal (Menteri Perhubungan), Bambang Sudibyo (Menteri Pendidikan Nasional), Siti Fadillah Supari (Menteri Kesehatan), Jero Wacik (Menbudpar), dan Sofyan Djalil (Menteri BUMN).

Sedangkan menteri yang akan dipertahankan adalah Hatta Rajasa sebagai Menteri Sekretaris Negara, Purnomo Yusgiantoro (Menko Perekonomian), dan Sudi Silalahi sebagai Sekretaris Kabinet. Sedangkan untuk Meutia Hatta bakal menduduki pos baru sebagai Menteri Lingkungan Hidup.

Pos menteri lainnya, akan diisi oleh muka baru. Mereka adalah Joko Suyanto sebagai Menko Polhukam, Muladi (Menteri Pertahanan), Pramono Anung (Menteri ESDM), Puan Maharani (Menteri PP Perempuan), Siti Nurbaya (Men PAN), Velix Wanggai (Menteri Muda Daerah Khusus), Cahyana Ahmad Djayadi (Menkominfo), Andi Mallarangeng (Menpora), dan Roestanto Wahidi Dirdjojuwono (Menpera).

Namun SBY masih mempertimbangkan sejumlah nama untuk duduk dalam pos sejumlah kementerian. Untuk duduk sebagai Menko Kesra, SBY masih mempertimbangkan nama Bachtiar Chamsyah, Agung Laksono, dan Taufik Effendi. Kepala Bappenas masih dipertimbangkan antara Purnomo Yusgiantoro dan Joyo Winoto.

Posisi Menteri Perindustrian juga masih dipertimbangkan antara MS Hidayat dan Erlangga Hartanto. Menteri Pertanian dipertimbangkan antara Prabowo Subianto dan Anton Apriantono. Menteri Kelautan dipertimbangkan antara Adhyaksa Dault dan Freddy Numberi. Menteri Tenaga Kerja dipertimbangkan Darwin Z Saleh, Soeripto, dan Soetanto.

Menteri Pekerjaan Umum dipertimbangkan nama Joko Kirmanto dan Hermanto Dardak. Untuk Menteri Sosial, masih dipertimbangkan antara Hidayat Nur Wahid dan Muhaimin Iskandar. Menteri Agama juga masih dipertimbangkan antara Kurdi Mustofa dan M Nuh.

Jabatan Menristek masih diperebutkan antara Presiden PKS Tifatul Sembiring dan Andi Arif. Untuk Menteri Koperasi dan UKM diperebutkan Zulkifli Hasan dan Tjahjo Kumolo. Sedangkan Menteri PDT diperebutkan antara menteri lama, Lukman Edy, dan Arif Afandi.

Untuk jabatan pejabat tinggi setingkat menteri, SBY masih akan memilih antara Hendarman Supanji dan Marwan Effendy untuk duduk sebagai Jaksa Agung. Untuk Kepala BIN, SBY mempertimbangkan mempertahankan Syamsir Siregar atau memilih Luhut B Panjaitan. Namun, untuk Kepala Badan Pertanahan Nasional, SBY akan memilih Joyo Winoto.

SBY bakal memilih Anas Urbaningrum sebagai juru bicara kepresidenan urusan dalam negeri. Sedangkan untuk urusan luar Negeri, SBY memilih Bara Hasibuan.

SBY juga akan memilih sejumlah nama untuk duduk sebagai staf khusus kepresidenan. Mereka adalah Sardan Marbun,Jali Yusuf, Khoirin, Ide Zakaria, Andi Arief, Aam Sapulete, Siti Nurbaya, dan Denny Indrayana.

• VIVAnews
komentar
Tikus
05/09/2009
Yang benar saja, Pak Presiden, bidang olahraga dinilai berprestasi dilihat dari sisi apa? Masih banyak profil yang lebih profesional, lebih kompeten, dan lebih independen. Memang mendingan disuruh ke "laut" saja eks menteri tersebut, jangan disuruh mengelola kelautan. Bidang kehutanan juga sami mawon, yakin instansi tersebut dinilai "berhasil"? Wong sarat dengan korupsi, orang nomer satunya selalu "lolos".
Hasan Fachruddin
06/09/2009
Pada prinsipnya kalau mengacu kepada daftar sementara sesuai berita tsb tidak ada masalah, yang penting bisa mensejahterakan rakyat sedangkan untuk Menpora idealnya yang mempunyai ketenangan kayak Anas Urbaningrum
melly
06/09/2009
Sudah seharusnya mentri" yang berprestasi dipertahankan kedudukannya dalam kabinet yang akan datang. Karena mereka juga menunjang kelangsungan pemerintahan kita nantinya. Calon Mentri" selanjutnya pun harus dipertimbangkan matang-matang karena mereka sebagai wakil dari bangsa.
Kirim Komentar
Nama
Email
Komentar
Silahkan mengisi kode pengaman yang sesuai dengan gambar di atas.
Jika anda member Vivanews, silahkan login, atau Daftar ID anda.

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...