Dec 5, 2020

Velix Wanggai: Bangun Papua, Pemerintah Lakukan Pendekatan Berbasis Adat

Laporan: Idham Anhari/RMOL
Sabtu, 05 Desember 2020, 16:42 WIB




Kepala Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja Bappenas, Velix Vernando Wanggai menyadari bahwa selama ini ada jurang pemikiran antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah serta masyarakat Papua soal otonomi khusus (otsus). Untuk itu, kata Velix, Bappenas terus menerus menggodok kebijakan yang rasa papua dalam arti pembangunan yang berkarakteristik Papua.

Dia mengungkapkan Bappenas telah meyakinkan kementerian-kementerian untuk melakukan pendekatan yang lebih spesifik dan lebih berkarakteristik Papua.

Misalnya, kebijakan lima tahun untuk Papua sejak 2015-2019 dan dilanjutkan 2020-2024.

"Ada pendekatan berbasis wilayah adat, ini mengadopsi pendekatan moral yang menjadi pegangan juga untuk Pemerintah Provinsi Papua," ucap Velix dalam diskusi daring SmartFM bertajuk “Setelah Otsus Apalagi Jurus untuk Papua”, Sabtu (5/12).

Adapun mekanismenya nanti dengan mengakomodasi pendekatan kultural dalam struktur pendekatan wilayah. Baik pendekatan sosial terhadap masyarakat Papua di wilayah pegunungan, wilayah pantai, dan daerah Selatan.

Selain itu, dari sisi kelembagaan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) fokus memaknai kebijakan otsus dalam bentuk pembangunan daerah-daerah di Papua. Pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan dalam rangka optimalisasi otsus Papua.

"Dalam perspektif pemerintah ini, bagaimana membawa negara hadir lebih dekat kepada masyarakat. Tentu dengan perencanaan dan kebijakan anggaran yang sesuai dengan konteks kearifan lokal," ujar dia.

Velix melanjutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) 9/2020 tentang Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat. Kebijakan tersebut untuk konsolidasi dan optimalisasi pola koordinasi internal Kementerian dan Pemerintah Daerah Papua.

Jokowi juga mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) 20/2020 tentang Tim Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat.  

Tim koordinasi diketuai Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan Ketua Harian Suharso Monoarfa yang juga Menteri Bappenas.

Velix menuturkan pemerintahan era Jokowi lebih fokus melakukan optimalisasi terhadap koordinasi internal kementerian untuk memahami 'rasa' Papua. Ini yang menjadi pilihan kebijakan Pemerintah menangani persoalan di Bumi Cendrawasih.  

"Dan ini untuk refocusing, melihat kegiatan-kegiatan yang lebih bersifat quick wins, yang dapat dicapai selama 2 atau 3 tahun ke depan. Dan lebih fokus terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi Papua," pungkas Velix. 
EDITOR: IDHAM ANHARI

Dec 4, 2020

Optimalkan Otsus, Pemerintah Upayakan Kebijakan 'Rasa' Papua

Cindy • 05 Desember 2020 12:24 https://www.medcom.id/nasional/p

 

Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyadari gap persepsi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat Papua terkait otonomi khusus (otsus) Papua. Pemerintah perlu menyamakan persepsi dengan rakyat Papua.
 
"Kami Bappenas, selalu mendorong di internal Pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang dalam bahasa kami yang 'rasa' Papua, konteks Papua," kata Kepala Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja Bappenas, Velix Vernando Wanggai, dalam diskusi daring, Sabtu, 5 Desember 2020.
 
Dia mengungkapkan Bappenas telah meyakinkan kementerian-kementerian untuk melakukan pendekatan yang lebih spesifik dan lebih berkarakteristik Papua. Misalnya, kebijakan lima tahun untuk Papua sejak 2015-2019 dan dilanjutkan 2020-2024.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Ada pendekatan berbasis wilayah adat, ini mengadopsi pendekatan moral yang menjadi pegangan juga untuk Pemerintah Provinsi Papua," ucap Velix.
 
Velix menjelaskan pihaknya mencoba mengakomodasi pendekatan kultural dalam struktur pendekatan wilayah. Baik pendekatan sosial terhadap masyarakat Papua di wilayah pegunungan, wilayah pantai, dan daerah Selatan.
 
 
Selain itu, dari sisi kelembagaan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) fokus memaknai kebijakan otsus dalam bentuk pembangunan daerah-daerah di Papua. Pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan dalam rangka optimalisasi otsus Papua.
 
"Dalam perspektif pemerintah ini, bagaimana membawa negara hadir lebih dekat kepada masyarakat. Tentu dengan perencanaan dan kebijakan anggaran yang sesuai dengan konteks kearifan lokal," ujar dia.
 
Velix melanjutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat. Kebijakan tersebut untuk konsolidasi dan optimalisasi pola koordinasi internal Kementerian dan Pemerintah Daerah Papua.
 
Jokowi juga mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Tim Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat.  Tim koordinasi diketuai Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan Ketua Harian Suharso Monoarfa yang juga Menteri Bappenas.
 
Velix menuturkan pemerintahan era Jokowi lebih fokus melakukan optimalisasi terhadap koordinasi internal kementerian untuk memahami 'rasa' Papua. Ini yang menjadi pilihan kebijakan Pemerintah menangani persoalan di Bumi Cendrawasih.  
 
"Dan ini untuk refocusing, melihat kegiatan-kegiatan yang lebih bersifat quick wins, yang dapat dicapai selama 2 atau 3 tahun ke depan. Dan lebih fokus terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi Papua," kata Velix.
 
(REN)

Jun 9, 2020

Dua Direktur Bappenas Alumnus UGM Jelaskan Arah Kebijakan New Normal di Papua

 Kamis, 11 Juni 2020 | 09:01 WIB


(Foto: Dr. Velix Venando Wanggai) PPPK FISIPOL UGM dan Gugus Tugas Papua UGM menggelar dialog mengenai arah kebijakan Papua pada Selasa (9/6/2020) lalu. Dok. Istimewa


KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Dialog Papua Strategic Policy Forum 3 digelar pada Selasa (9/6/2020).

Forum diskusi tersebut digelar secara daring oleh Gugus Tugas Papua (GTP) UGM dan PPKK (Pusat Pengembangan Kapasaitas dan Kerja Sama) FISIPOl UGM.

Tema yang diambil dalam kesempatan ini adalah Arah Baru Kebijakan Pembangunan Papua Memasuki Era New Normal.

Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Dr. Velix Vernando Wanggai. Velix adalah Direktur Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian PPN/Bappenas.

Dalam pemaparannya, Velix menyampaikan tentang langkah yang mesti disiapkan Papua menuju kenormalan baru pasca corona. Serta arah kebijakan baru setelah kenormalan baru digulirkan.

Velix mengatakan, Bappenas memiliki empat faktor yang mesti dipertimbangkan sebelum kebijakan normal baru digelar di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Yakni faktor kesehatan, ekonomi dan keuangan, sosial, dan tata kelola pemerintahan.

Kemudian keempat faktor itu ditinjau untuk melihat keterpenuhan prasyarat pemulihan.

“Kami menempatkan faktor ekonomi dan keuangan (sebagai acuan) untuk kebijakan pemulihan awal,” kata Velix.

Tidak berhenti di situ, Bappenas juga menyiapkan skenario ke depan setelah Papua nanti melalui masa new normal.

Hal ini sebagaimana diamanatkan Presiden Joko Widodo kepada Bappenas pada 30 April lalu, untuk melakukan reformasi kebijakan sosial.

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...