Ayorbaba menilai keputusan Menpora telah membuat klub di Papua merasa sakit hati.

GOALLIPUTAN   WILYAMS AWEK     DARI   SERUI   

Manajemen Perseru Serui menilai Velix Wanggai telah mengambil keputusan tepat dengan mundur dari tim transisi bentukan kementerian pemuda dan olahraga (Kemenpora).

Velix merupakan satu dari 17 nama yang dimasukkan ke dalam tim transisi untuk membentuk kepengurusan baru PSSI, dan menjalankan Indonesia Super League (ISL) 2015. Namun ia menyatakan mundur dengan alasan keterbatasan kemampuan, kompetensi, kapasitas, dan jaringan dalam membangun sepakbola Indonesia.

Manajer Perseru Yan Piet Ayorbaba mengungkapkan, keputusan Velix merupakan langkah tepat demi menyelamatkan sepakbola di Papua. Ayorbaba menilai keputusan Menpora memberikan imbas kepada bibit-bibit muda Papua.

“Velix Wanggai anak Papua, dan asli kota Serui. Dia paham benar kondisi sepakbola kita, sehingga keputusannya untuk mengundurkan diri langkah tepat demi membela tim sepakbola dari Papua, karena kebijakan pemerintah sangat tidak pantas dilakukan,” kata Ayorbaba kepada Goal Indonesia.

“Kebijakan Menpora ini sangat menyakitkan. Biar mau bentuk tim transisi dengan menetapkan banyak orang Papua juga, pasti tidak akan ada yang terima, karena kita masyarakat Papua cukup sakit hati dengan pemerintah. Apalagi sepakbola kita berada ambang sanksi FIFA, dan ini membuat Persipura juga terancam di diskualifikasi dari [Piala] AFC.”

Ayorbaba menambahkan, pihaknya tetap berharap agar ada kompetisi atau turnamen yang membuat klub bisa beraktivitas. Karena itu, Ayorbaba mengharapkan rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Liga Indonesia bisa menghasilkan keputusan positif.

“Pada RUPS PT Liga nanti, kita akan minta kompetisi tetap jalan, dan meminta Menpora mencabut pembekuan PSSI. Sebab, liga dihentikan di tengah jalan seperti ini banyak kerugian yang dialami semua pihak,” ujar Ayorbaba.

“Kami tim Papua merasa terhina dengan sikap Menpora Imam Nahrawi dengan membekukan PSSI, dan meminta Polri untuk melarang memberikan izin pertandingan.”

“Terus terang saya mau katakan, Perseru Serui ini klub kecil minim dukungan pendanaan yang berjuang dari bawah sampai di ISL dengan susah payah, tetapi tiba-tiba dibuat seperti ini. Rasanya kami cukup sakit dengan keputusan pemerintah seperti ini.” (gk-66)