Feb 13, 2017

Gagasan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Teluk Wondama yang berbasis Kearifan Lokal




Oleh: Velix Wanggai

Jakarta, 14 Februari 2017.  Salah satu instrumen kebijakan pengembangan wilayah yang didorong oleh Pemerintah adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Melalui KEK diharapkan daerah-daerah dikembangkan lebih fokus, terukur dan terpadu dengan fasilitas dan kemudahan fiskal. 

Pasca lahirnya UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),  telah lahir sejumlah KEK di era Presiden SBY, yakni mulai KEK Tanjung Lesung, KEK Tanjung Siapi-api, KEK Bitung, KEK Morotai, KEK Mandalika, KEK Sei Mangkei,  dan KEK Maloy Trans Kalimantan. 

Sementara itu, di era Presiden Joko Widodo telah lahir KEK Sorong dan KEK Tanjung Kelayang, di Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Untuk mendukung skenario KEK ini, diterbitkan pula Peraturan Pemerintah No. 96/2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Harapannya, kebijakan baru ini dapat menarik penanaman modal, mempercepat terobosan pengembangan kawasan dan pergerakan ekonomi daerah.

Dalam konteks pembangunan wilayah Tanah Papua, pendekatan kewilayahan ini diterapkan untuk memacu pengembangan kawasan Raja Ampat, Kawasan Sorong, Kawasan Teluk Bintuni, Kawasan Pegunungan Tengah Papua Barat,  dan Kawasan Selatan Papua Barat (Wondama-Kaimana-Fakfak). Hal ini ditegaskan di dalam RPJMN 2015-2019 dan sejumlah kebijakan sektoral dari Kementerian.

Salah satu usulan menarik yang saat ini sedang kami bersama dengan Pemerintah Teluk Wondama adalah konsep pengembangan wilayah Teluk Wondama melalui instrumen KEK Pariwisata. Jika Sorong dan Teluk Bintuni lebih didorong sektor industri olahan dan migas, maka Teluk Wondama lebih dikedepankan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan. Hal ini sejalan dengan daerah lainnya seperti KEK Pariwisata Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, KEK Pariwisata Tanjung Lesung, Banten dan KEK Tanjung Kelayang di Belitung.

Membangun KEK Wondama ini akan dirangkaikan dengan kerjasama daerah baik Kaimana, Bintuni, Manokwari Selatan dan Manokwari di Provinsi Papua Barat. Tidak hanya itu, dibangun kerjasama dengan Biak Numfor, Yapen Waropen dan Nabire yang terletak di Provinsi Papua.

Teluk Wondama menyimpan sejumlah destina wisata yang menarik. Hampir dua pertiga dari Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) berada di wilayah Kabupaten Teluk Wondama. Keindahan pantai, bawah laut yang cantik masih alami dan flora fauna yang kaya di Kepulauan Auri, Pulau Rumberpon, dan pulau lainnya menjadi daya tarik bagi wisatawan. Salah satu contoh adalah wisatawan dapat berenang bersama whale shark (paus hiu).

Ditambah pula, dengan situs sejarah berupa peninggalan gereja tua dan pusat pendidikan awal keagamaan (Kristen) di Wasior dan Pulau Roon yang dijuluki sebagai 'Kabupaten Peradaban' yang menyebar ke seluruh Tanah Papua. Masih adapula, bangkai pesawat dan kapal perang warisan Perang Dunia II di wilayah laut Wondama.

Konsep KEK Pariwisata Teluk Wondama adalah salah satu upaya untuk menghidupkan ekonomi masyarakat dan wilayah berbasis kearifan lokal yang hidup di Tanah Papua, khususnya di Teluk Wondama

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...