Jan 18, 2014

Takut tersinggung, SBY enggan beri buku ke capres

Rico Afrido
Jum'at,  17 Januari 2014  −  22:40 WIB
Takut tersinggung, SBY enggan beri buku ke capres
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kanan, (SINDOphoto).
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) enggan memberikan buku terbarunya kepada para calon presiden (capres) yang akan berlaga pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang.

Hal tersebut dikatakan SBY saat peluncuran buku berjudul "Selalu ada pilihan" di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan.

SBY meyakini, para capres akan merasa tersinggung jika diberikan buku yang berisikan pengalamannya sebagai presiden itu.

"Ada yang usul, staf saya menyarankan agar buku itu diserahkan secara simbolik kepada para capres yang akan bertanding di medio tahun ini. Saya tidak mau, karena mereka (capres) pasti tersinggung," kata SBY di JCC, Senayan, Jumat (17/1/2014) malam.

Alhasil, SBY secara simbolik memberikan buku terbarunya kepada 20 orang dari berbagai latar belakang. Mereka yang terpilih sebagai 20 orang penerima buku "Selalu ada pilihan" itu di antaranya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu.

Kemudian pemain sepakbola Bambang Pamungkas, Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chaerul Tandjung, Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Fernando Wanggai, mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Herman Musakabe, mantan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono.

Kemudian, beberapa tokoh lain yang merupakan sebagai mahasiwa berprestasi, ekonom, penulis buku, adik kelas SBY di Pacitan, teman se-angkatan SBY di AKABRI 73, purnawirawan Polri, pengacara, pengusaha dan beberapa tokoh lainnya. Seperti diketahui, sebanyak 100 buku itu telah dibubuhi tanda tangan SBY. Namun, diberikan secara acak.

galeri foto

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...