Sep 14, 2012

Basmi Buta Huruf Papua Terkendala Kondisi Geografis

Jumat, 14 September 2012, 23:34 WIB
Republika Online/Chairul Akhmad
Basmi Buta Huruf Papua Terkendala Kondisi Geografis
Warga Kabupaten Mulia, Provinsi Papua, saat berangkat ke pasar.


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tingginya angka buta huruf di Papua yang mencapai 67 persen ikut dipengaruhi kondisi geografis di kawasan tersebut. Staf khusus presiden otonomi khusus Papua, Velix Wanggai, mengatakan pemerintah menyadari 67 persen ini adalah angka buta huruf cukup tinggi di tanah air.

"Tantangan utama yang dihadapi pemerintah adalah kondisi geografis yang luas, topografis yang sulit dijangkau, dan penduduk asli Papua yg tersebar tidak merata di wilayah yang terisolasi," katanya, Kamis. (14/9).

Menurut dia, angka 67 persen itu adalah penduduk asli Papua yg berada di wilayah pedalaman. Pemerintah, lanjutnya, sudah berupaya memberikan perhatian  penajaman perencanaan kebijakan pendidikan yang lebih terpadu, baik pusat, provinsi, dan daerah.

"Harapannya, program-program yang lintas pembiayaan dapat terpadu dan cocok dengan kondisi lokal," katanya.

Ia menambahkan konteks sosial budaya dan wilayah sangat  dipertimbangkan dalam program-program pendidikan di Papua. Untuk menjangkau daerah-daerah terpencil, pemerintah membuat sekolah-sekolah kecil, membuat pendidikan pola asrama, dan pendidikan satu atap antara SD dan SMP di sentra-sentra ibukota kecamatan.

Selain itu, pemerintah juga perkuat dan perluas pendidikan informal/tambahan untuk kegiatan melek huruf bagi kalangan yang telah melewati masa usia pendidikan SD-SMA.
Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari
Reporter: Esthi Maharani

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...