Sep 14, 2012

Deklarasi Vladivostok: Dari Pulau Russky Menuju Pulau Bali

galeri foto
Jurnal Nasional | Kamis, 13 Sep 2012
Oleh: Velix Wanggai


Dari tahun ke tahun ekonomi negara-negara yang tergabung di Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) terus tumbuh dan berkembang. GDP perkapita APEC tumbuh dari US$6, 719 pada 1992 menjadi US$15,889 di tahun 2011. Kali ini APEC CEO Summit digelar di Pulau Russky, di kota Vladivostok, Rusia, pada 8 - 9 September 2012.

Vladivostok dan Pulau Russky disambungkan dengan jembatan cable-stayed yang terpanjang di dunia sepanjang 1.104 meter. Topik utama yang diangkat adalah "Integrate to Grow, Innovative to Proper". Salah satu topik yang dibahas di APEC Economic Leaders' Meeting adalah, "Integrasi Ekonomi Regional dan Liberalisasi Investasi dan Perdagangan dalam Konteks Promosi Pertumbuhan yang Berkelanjutan dan Seimbang".

Sebelumnya, APEC CEO Summit di gelar di Pulau Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat pada 10 - 12 November 2011, dan di tahun 2010 diselenggarakan di Yokohama, Jepang, pada 12-13 November 2010. Di Yokohama, topik yang dibicarakan adalah menyangkut "Asia-Pacific as the Driving Force for Global Growth: Seeking Prosperity after Crisis". Sementara itu, topik seputar "The Future, Redefined, Helping to Define the Future of Private Sector Engagement in the Asia-Pacific" menjadi pembicaraan utama di Honolulu pada tahun 2011.

Pertemuan para pemimpin APEC di Russky Island ini, akhirnya menghasilkan kesepakatan dan kesepahaman bersama yang dapat disebut "Vladivostok Declaration". Para pemimpin sepakat untuk semakin menguatkan kepemimpinan dan kesejahteraan kawasan di tataran ekonomi global. Disepakati untuk membangun langkah nyata agar pertumbuhan yang berkelanjutan, inklusif, kuat, dan seimbang, termasuk kebijakan domestik seperti penguatan pasar domestik dan reformasi struktural di sektor ekonomi.

Deklarasi Vladivostok memuat empat agenda penting, yakni (1) menguatkan integrasi ekonomi kawasan dan liberalisasi investasi dan perdagangan; (2) menguatkan kerjasama di bidang keamanan pangan; (3) membangun distribusi baraang dan jasa yang baik; dan (4) kerjasama yang intensif dalam mengembangkan pertumbuhan yang inovatif, termasuk pula di dalam pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di kawasan Asia-Pasifik.

Bagi Indonesia, APEC memiliki nilai strategis. Indonesia telah melahirkan the Bogor Goal pada 1994. Di Pulau Russky, Vladivostok ini, Presiden Republik Rusia Vladimer Putin akan menyerahkan keketuaan APEC ke Presiden Republik Indonesia, Presiden SBY.

Visi kepemimpinan Indonesia telah jelas. Setahun lalu ketika di Hawaii, Presiden SBY menegaskan bahwa abad ke-21 haruslah menjadi Abad Asia Pasifik. Pertumbuhan ekonomi harus memberikan makna atas hadirnya keadilan dan pemerataan bagi semua. Untuk itu, Presiden SBY mengajak negara-negara di kawasan ini perlu untuk mendefinisikan ulang arsitektur kawasan menuju arsitektur yang transparan, inklusif, terbuka, dan efektif. Adanya prinsip win-win cooperation. Abad Asia Pasifik juga menuntut sebuah keseimbangan dinamis (a dynamic equilibrium), demikian visi Presiden SBY. Indonesia mendorong pentingnya konektivitas Asia-Pasifik guna wujudkan pertumbuhan yang inklusif.

Sedangkan di Pulau Russky, Vladivostok, Presiden SBY kembali menegaskan bahwa Indonesia siap untuk menjadi Ketua APEC 2013. Indonesia pun mengundang kedatangan para pebisnis Asia Pasifik dalam forum serupa yang akan berlangsung di Bali pada Oktober 2013. Dengan senang hati saya menyampaikan tema APEC tahun depan adalah "Ketahanan Asia Pasifik, Motor Pertumbuhan Global".

Selamat tinggal Pulau Russky, sampai jumpa di Pulau Bali.

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...