Nov 26, 2010

KULIAH UMUM PRESIDEN


(Oleh: Velix V. Wanggai, dimuat di Koran JURNAS, 25 November 2010, Spektra)



Dalam bulan November 2010 ini, dua Presiden menyampaikan kuliah umum di dua perguruan tinggi negeri di Indonesia. Pertama, Presiden AS Barack Obama di UI tanggal 10 November 2010 dan kedua, Presiden SBY di Uncen tanggal 22 November 2010. Kedua presiden sama-sama konsen dengan masalah pendidikan. Dari UI di Depok Jawa Barat, Presiden Obama menjanjikan peningkatan bantuan pendidikan berupa pemberian beasiswa dan pertukaran pelajar dan mahasiswa antara AS dan RI. Sementara dari Uncen di Abepura Papua, Presiden SBY meresmikan “penegerian” lima perguruan tinggi baru di Indonesia.

Cinta Papua

Ruang auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen) pada Senin pagi 22 November 2010 itu penuh sesak dengan jejalan mahasiswa, dosen dan jajaran Pemda se-Tanah Papua. Mereka datang mendengar kuliah umum Presiden SBY yang berjudul “Menuju Indonesia Yang Sejahtera di Abad 21”. Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono hadir di Uncen atas undangan panitia Temu Nasional BEM se-Nusantara.

Suasana kampus Uncen terlihat berbeda dari biasanya. Para mahasiswa yang ingin mengikuti kuliah umum Presiden SBY sangat antusias. Bukan saja mahasiswa Uncen tapi mahasiswa dari berbagai kampus di kota Jayapura pun hadir dan ikut menyimak kuliah umum Sang Presiden. Sejak jam tujuh pagi antrian mahasiswa mencapai 500 meter menuju gerbang utama kampus Uncen.

Kampus Uncen di Abepura terasa aman sebagai “kampus merah putih”, kampus Indonesia. Umbul-umbul dan bendera merah putih menghiasi beberapa sudut kota Abepura. Anak-anak sekolah dasar berdiri berjejer di pinggir jalan menggenggam bendera-bendera kecil dan mengelu-elukan rombongan presiden yang lewat.

Kehadiran Presiden di kegiatan mahasiswa Indonesia ini menunjukkan bahwa beliau tidak fobia dengan kritik. Para mahasiswa juga disadarkan bahwa apa yang mereka suarakan secara intelek dan bermartabat akan direspon secara cepat oleh Pemerintah. Di Uncen Presiden malah memerintahkan Menteri Pendidikan Nasional untuk menjadwalkan pertemuan bulanan pimpinan kolektif BEM se-Nusantara dengan para menteri untuk berdialog.

SBY hadir di Papua untuk kesekian kalinya sebagai tanda cintanya pada Tanah Papua. Dalam beberapa kesempatan, beliau sering melantunkan lagu “Tanah Papua” yang populer di wilayah paling timur Indonesia itu. Sewaktu mengunjungi Papua Nugini pada Maret 2010 lalu, beliau menyanyikan lagu “Tanah Papua” di hadapan warga Indonesia yang tinggal di PNG. Terakhir sewaktu menerima delegasi BEM se-Nusantara yang datang mengundang beliau di Istana Negara awal bulan ini, Presiden SBY pun mengucapkan “…I Love Papua”.

Target Presiden

Dunia perguruan tinggi dan dinamika kemahasiswaan adalah arena dimana para calon pemimpin bangsa digembleng secara moral dan keilmuan. Selama menempuh karir militer sampai memimpin Indonesia, SBY dikenal sebagai pribadi yang sangat konsen dengan intelektualisme, dekat dengan dunia perguruan tinggi dan responsif terhadap dinamika kemahasiswaan. Beliau sering diundang di berbagai kampus dan kalangan terbatas lainnya menyampaikan pemikiran-pemikirannya dan banyak menerima masukan dari berbagai pihak.

Ketika menjadi Presiden, beliau sering menyaksikan demo mahasiswa di depan Istana Negara. Terakhir aksi mahasiswa pada peringatan satu tahun KIB II beberapa waktu lalu. Saat itu Presiden berpesan agar aksi yang dilakukan tidak anarkis tetapi aspirasi mahasiswa disampaikan secara sadar, rasional dan tidak ditunggangi pihak manapun. Mahasiswa sebagai calon-calon pemimpin bangsa dituntut mengedepankan intelektualitas dan rasionalitas dalam bertindak. Dalam kaitan itu BEM pun diminta lebih kontributif dalam memecahkan masalah-masalah kebangsaan.

Presiden menegaskan bahwa pergantian kepemimpinan dari satu generasi ke generasi berikutnya adalah keniscayaan. Semua potensi bangsa memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin dan membangun bangsa secara bersama-sama. Peresmian lima institusi pendidikan tinggi milik pemerintah diatas pun bertujuan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia untuk menjadi pemimpin di masa depan. Keberadaan lima perguruan tinggi itu juga mewakili wilayah perbatasan negara yang selama ini tidak terjangkau sentuhan pendidikan tinggi. Hal ini sejalan dengan komitmen SBY tentang pendidikan untuk semua.

Presiden bertekad, pasca kepemimpinannya bersama Wapres Boediono pada 2014 nanti, pemimpin baru yang menggantikannya akan menerima keadaan negara yang lebih baik untuk 5 tahun berikutnya. Target Presiden, makin ke depan, negara kita makin maju, makin bermartabat dan makin sejahtera.

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...