Feb 4, 2011

SBY Bahas Khusus NTT Pada Sidang Paripurna KIB II

Jumat, 04 Feb 2011, | 767
PERCEPAT PEMBANGUNAN NTT: Presiden RI, SBY saat memimpin Rapat Paripurna Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II khusus membahas percepatan pembangunan NTT yang dipresentasikan oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/2). (RUMGAPRES/TIMEX)

JAKARTA, Timex--Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) patut berbangga. Berbagai upaya untuk mempercepat pembangunan segala bidang di NTT mendapat dukungan penuh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Bahkan Presiden SBY menegaskan agar Provinsi NTT harus lebih baik dari sekarang.
Hal ini dikatakan Presiden SBY dalam arahannya saat memimpin sidang Paripurna Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II didampingi Wakil Presiden (Wapres) Boediono, yang dihadiri seluruh Menteri KIB II, dengan agenda mendengarkan paparan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya terkait percepatan pembangun NTT di Istana Kepresidenan, Rabu (2/2).

Presiden SBY mengatakan, pemerintah berkeinginan untuk menjadikan Provinsi NTT sebagai tempat produksi garam utama di Indonesia. Langkah ini sehubungan kebijakan pemerintah dalam percepatan pembangunan.

Presiden SBY berkeyakinan kalau industri garam di NTT dapat dikerjakan dengan teknologi bertaraf international. "Itu langkah konkret yang akan kita lakukan ke depan," katanya.
Pemerintah, kata SBY, berkeinginan agar provinsi yang tidak dikaruniai sumber daya alam melimpah dan sumber ekonomi yang tidak tinggi, seperti NTT, mendapatkan kebijakan dan langkah khusus. "Tepat kalau pemerintah provinsi sendiri, dengan kabupaten dan kota, bersama pemerintah pusat melakukan percepatan ulang, termasuk kebijakan khusus dalam upaya penciptaaan lapangan pekerjaan," ungkapnya.

Presiden SBY mengungkapkan, dirinya pada tanggal 8-11 Februari akan berkunjung ke NTT. Selain menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2011 di Kupang, Rabu (9/2), dirinya berencana menempuh perjalanan darat menuju Kabupaten Belu.

Diharapkan dalam perjalanan yang melintasi wilayah Kabupaten Kupang, TTS, TTU dan Belu hingga ke perbatasan Mota'ain itu, dirinya dapat mengambil kebijakan yang konkret sekembalinya dari NTT. "Kalau ingin menjadikan NTT industri garam yang utama di Indonesia, saya ingin lihat langsung di mana tempat itu, dan bagaimana langkah konkret yang harus diambil," tegasnya.

SBY berharap bahwa setelah kunjungan ke NTT selesai, dirinya ingin agar pemerintah sudah bisa menetapkan kebijakan untuk upaya percepatan pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Usai sidang paripurna kabinet, dalam sesi jumpa pers, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Radjasa, yang didampingi Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah dan Percepatan Daerah Tertinggal, Velix Wanggai, mengatakan, sebagai salah satu provinsi yang memerlukan percepatan pembangunan, Pemerintah Pusat dan Pemprov NTT membulatkan tekad untuk melaksanakan hal tersebut. "Paling tidak, ada enam program usulan yang harus dijadikan program unggulan provinsi NTT," beber Hatta Rajasa.

Hatta menyebutkan, enam program unggulan/khusus dalam rangka mewujudkan percepatan pembangunan NTT, diantara adalah menjadikan NTT sebagai pusat garam nasional, pusat peternakan, lumbung jagung, lumbung kakao, pengembangan sektor perikanan yakni budidaya rumput laut, dan pengembangan pariwisata.

Menurut Hatta, saat ini terjadi defisit garam nasional sekitar dua juta ton per tahun. Artinya, dengan dijadikannya NTT sebagai pusat garam nasional, defisit itu tidak ada lagi, dan Indonesia bisa menjadi pengekspor garam bukan lagi pengimpor. Sementara terkait menjadikan NTT sebagai lumbung jagung dan kakao, NTT akan memperluas areal untuk pengembangannya. "Dengan pengembangan ribuan hektar, dan kita bertekad agar itu menjadi pensuplai jagung nasional," jelas Hatta.

"NTT punya potensi untuk pengembangan jagung. Saat ini produksi jagung di NTT di atas 600 ribu ton dan akan terus didorong hingga 1 juta ton," tambah Frans Lebu Raya.
Dalam sidang paripurna kabinet, lanjut Hatta, juga menetapkan NTT sebagai salah satu daerah penyuplai daging sapi nasional. Untuk sektor perikanan, dikembangkan budidaya rumput laut dan perikanan masyarakat. "Kemungkinan akan ada perluasan lahan sebesar 35 ribu hektar untuk rakyat. Dan terakhir adalah pariwisata, yakni mendukung perjuangan Komodo menjadi salah satu keajaiban baru di dunia," beber Hatta.

Hatta mengungkapkan, selain pembangunan bidang ekonomi, pemerintah juga mengedepankan pembangunan infrastruktur di provonsi yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia itu. "PLN akan meningkatkan elektriviskasi. Sekarang masih 30 persen menjadi 70 persen pada tahun 2011 ini," urai manteri yang juga Ketua Umum DPP PAN itu.

Menurut Hatta, dalam rapat kabinet itu, Presiden SBY memberi arahan agar program-program tersebut dijadikan program percepatan pembangunan NTT. "SBY sendiri akan melakukan kunjungan kerja ke NTT pada 8 - 11 Februari nanti untuk melihat langsung daerah-daerah yang akan dijadikan daerah unggulan," pungkas Hatta.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya usai rapat mengatakan, pada forum sidang Paripurna Kabinet yang dipimpin langsung Presiden SBY dirinya memaparkan program-program strategis pembangunan NTT ke depan dengan mengacu kepada delapan program stratgeis pembangunan, dengan empat tekad, yakni menjadikan NTT sebagai provinsi jagung, provinsi ternak, provinsi koperasi dan provinsi cendana.

Selain empat tekad itu, Frans Lebu Raya mengatakan kalau pihaknya akan menjadikan NTT sebagai sentra peternakan sapi sebagai pemasok kebutuhan ke seluruh Indonesia. Selain itu sektor perikanan, garam, dan rumput laut juga akan dikembangkan. Sedang di bidang pertanian akan ada perluasan lahan kakao yang mencapai 35 ribu hektare. Pembangunan infrastruktur listrik juga menjadi perhatian.

Khusus mengenai industri garam yang menjadi tekad Presiden SBY, pemerintah juga tetap mendorong industri garam rakyat. Baik industri garam nasional maupun industri rakyat ini, kata Frans Lebu Raya, semuanya akan difokuskan di tiga titik, yakni di Mbay, Kabupaten Nagekeo, di Wewaria, Kabupaten Ende, dan di Tuapukan, Kabupaten Kupang.

"Pengembangan industri garam ini luasnya lebih kurang 5000 hektar, yakni di Mbay 2000 hektar, Wewaria 2000 hektar dan Kabupaten Kupang 1000-2000 hektar. Kita berharap semuanya berjalan baik sehingga pada tahun 2013 atau awal 2014, produksi garam dari industri ini sudah bisa ada hasilnya," harap Lebu Raya.

Dibidang pertenakan, Lebu Raya mengatakan bahwa Presiden menyetujui untuk mendukung program pengembangan ternak sapi dengan sistem inseminasi buatan, karena itu akan dibangun pusat pembibitan dan balai inseminasi buatan di NTT. "Ini untuk mendukung peningkatan produksi ternak sapi di NTT, serta mendukung program swasembada daging nasional," jelas Frans Lebu Raya.

Frans mengatakan, NTT dahulunya dikenal sebagai gudang ternak, namun kini semuanya itu hilang, akibat sistem pembibitan dan pengembangan yang tidak maksimal, disamping itu pula terjadi pemotongan/penjualan sapi-sapi produktif. Untuk itulah pemerintah bertekad mengembalikan potensi yang hilang tersebut dengan mengembangkan sistem pembibitan sapi menggunakan tekonologi modern.

"Salah satu yang akan ditegaskan kembali adalah penyelamatan sapi-sapi betina produktif. Ini sebelumnya sudah kita keluarkan larangan, tapi tingginya kebutuhan rakyat, akhirnya sapi-sapi produktif itu terus dikonsumsi," jelas Frans.

Frans Lebu Raya mengatakan, dirinya merasa bangga dan berbahagia karena dia mendapat kesempatan memaparkan program-program strategis dan mendapat dukung penuh Presiden SBY. "Secara pribadi, saya lah orang yang paling berbahagia atas kesempatan ini. Ini semua untuk mewujudkan percepatan pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan rakyat NTT," kata Frans Lebu Raya.

Frans Lebu Raya juga mengatakan bahwa Presiden SBY merespons positif program pemberdayaan warga baru di NTT. warga baru yang dimaksudkan Lebu Raya adalah warga eks Timor-Timur yang masih tetap setia dengan NKRI.

"Karena itu, saya mengharapkan agar masyarakat tetap menjaga suasana sehingga selama kunjungan Presiden di NTT tetap berlangsung lancar. Kunjungan ini harus kita jaga karena Bapak Presiden datang ke NTT untuk mendukung pembangunan rakyat," pungkas Frans Lebu Raya. (aln/fmc)


ENAM PROGRAM STRATEGIS PERCEPATAN PEMBANGUNAN NTT

1. Pusat Industri Garam Nasional
2. Lumbung Jagung
3. Pusat Peternakan (Sapi)
4. Lumbung Kakao
5. Pengembangan Cendana
6. Pengembangan Pariwisata

SUMBER: DATA OLAHAN TIMEX

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...