Sep 16, 2011

Makna Kunjungan PM Thailand dan PM Viet Nam

oleh: Velix Wanggai, dimuat di Jurnal Nasional, 15 September 2011

Dalam tiga hari terakhir ini Presiden SBY menerima kunjungan PM Thailand Yingluck Shinawatra dan PM Republik Sosialis Viet Nam Nguyen Tan Dung. Kunjungan ini memiliki makna yang strategis bagi pengembangan kerjasama regional di lingkungan kawasan Asia Tenggara. Kedua pemimpin negara yang baru terpilih ini memandang Indonesia adalah sahabat yang strategis yang perlu dikunjungi oleh pemimpin baru dari kedua negara ini, baik Thailand and Viet Nam. Indonesia adalah negara besar di lingkungan Asia Tenggara yang dihormati dan disegani. Apalagi tahun 2011 ini Presiden SBY menjabat sebagai Ketua ASEAN.

Yingluck adalah sosok yang cukup fenomenal dalam kepolitikan nasional Thai. Dalam pemilihan anggota parlemen pada 3 Juli 2011, Yingluck yang dicalonkan kubu oposisi Partai Pheu Thai meraih suara mayoritas di parlemen dan mengalahkan calon petahana dari Partai Demokrat pimpinan PM Abhisit Vejjajiva. Dengan usia muda, 44 tahun, Yingluck adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai PM Thailand. Setelah People’s Power Party dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi Thailand pada tahun 2008, Yingluck tidak otomatis sebagai ketua Partai. Ia baru bersedia sebagai Ketua Partai pada 16 Mei 2011 dan otomatis menjadi calon PM jika partai memenangi suara mayoritas di parlemen.

Lawatan pertamanya ke Indonesia dapat dimaknai sebagai langkah yang serius yang ditunjukkan oleh PM Yingluck. Presiden SBY mengajak PM Yingluck untuk memikirkan bersama tujuan bersama ASEAN. Dalam konteks ASEAN, pada tahun 2009 para pemimpin ASEAN telah berkumpul di Hua Hin, Thailand dalam forum KTT ASEAN ke-14, dan telah berhasil membuat keputusan bersejarah bagi masyarakat ASEAN. Di negeri gajah putih itu, telah dihasilkan Cha-am Hua Hin Declaration on the Roadmap for an ASEAN 2009-2015. Ada tiga keputusan penting yang disepakati, yaitu Cetak Biru Komunitas Politik Keamanan ASEAN (ASEAN Political-Security Community Blueprint/APSC Blueprint), Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community Blueprint/ASCC Blueprint), dan Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economy Community Blueprint/AEC Blueprint), serta Initiative for ASEAN Integration Work Plan 2 untuk tahun 2009-2015.

Di negara tetangga lainnya, PM Viet Nam Nguyen Tan Dung terpilih kembali untuk kedua kalinya sebagai perdana menteri. Nguyen Tan Dung didukung penuh partai Komunis berkuasa yang dibawah kepemimpinan Nguyen, negeri Viet Nam telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat dan memilih untuk akrab dengan aturan-aturan World Trade Organisation. Viet Nam juga memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan ASEAN Community. Pada 2010 Keketuaan ASEAN dipegang oleh Viet Nam. Saat itu PM Nguyen Tan Dung berpandangan bahwa negara-negara ASEAN perlu memberikan perhatian pada beberapa aspek, yaitu: mempromosikan aspek-aspek budaya dalam pembentukan Masyarakat ASEAN; menguatkan ASEAN sebagai pemain yang vital dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan di Asia Timur; memberikan perhatian pada integrasi intra ASEAN dengan mengembangkan konektivitas dalam bidang infrastruktur, transportasi, dan teknologi informasi, terutama dalam pengembangan wilayah Mekong (the Mekong Sub-region).

Pertemuan antara Presiden SBY dengan PM Lingyuck dan PM Nguyen semakin menguatkan komitmen ketiga negara ini untuk meningkan kerjasama antarnegara untuk mewujudkan Masyarakat ASEAN pada 2015. Tidak hanya itu, materi pembicaraan serangkaian pertemuan bersejarah ini lebih diwarnai oleh agenda perdagangan. Indonesia, Thailand dan Viet Nam dikenal sebagai sentra penyuplai beras di Asia Tenggara. Karena itu, pada kesempatan yang baik itu, Presiden SBY mengatakan bahwa Indonesia dan Thailand bertekad untuk meningkatkan sumbangannya pada aspek ketahanan pangan regional (regional food security) dan kerjasama di bidang beras. Tahun 2010 total perdagangan antara Indonesia dan Thailand adalah mendekati US$ 13 miliar. Sementara hingga pertengahan tahun 2011 telah mendekati US$ 7 miliar. Perdagangan kita dengan Thailand masih deficit. Oleh karena itu, di tahun-tahun mendatang, Indonesia bertekad untuk meningkatkan ekspor yang lebih variatif di bidang manufaktur, tidak hanya ekspor batubara, minyak, dan gas.

Dengan Viet Nam, Presiden SBY mengharapkan Indonesia dan Viet Nam dapat meningkatkan volume perdagangan antarkedua negara. Tahun 2010 lalu volume perdagangan telah mencapai US$ 3 miliar. Sebelum tahun 2015, Presiden SBY dan PM Nguyen bertekad dapat meningkatkan perdagangan hingga US$ 5 miliar. Fokus pembahasan pertemuan ini menyoroti kerjasama perdagangan dalam bidang beras. Hal ini merupakan bagian penting dari peningkatan ketahanan pangan di kawasan Asia (regional food security). Indonesia dan Viet Nam memasuki tonggak baru dalam meningkatkan kerjasama intra-regional yang lebih erat.

Baik PM Yingluck dan PM Nguyen Tan Dung, kunjungan ke Indonesia ini merupakan kunjungan ke negara pertama setelah keduanya terpilih secara demokratis. Di mata kedua pemimpin itu, Indonesia adalah kekuatan strategis regional yang selalu menghormati siapa pun negara di dunia. Prinsip “multi-derection foreign policy” dan “a million friends, zero enemy” selalu disambut baik oleh negara-negara sahabat. Apalagi Indonesia dinilai dapat menjadi “penyambung lidah” negara-negara ASEAN maupun negara-negara berkembang, karena Indonesia adalah satu-satunya negara anggota ASEAN yang masuk di lingkaran G-20.

Oleh karena itu, tidak salah, ketika Presiden Obama bertemu Presiden SBY di Jakarta beberapa waktu lalu, Obama berkata, “I believe that Indonesia is not only a regional power that is rising, but also the global forces” (saya percaya bahwa Indonesia bukan hanya kekuatan regional yang sedang naik, tetapi juga kekuatan global).

Hal itu adalah pandangan objektif dari Amerika Serikat, salah satu kekuatan dunia. Demikian pula, tentu harapan yang sama ditunjukkan oleh negara-negara sahabat di lingkungan Asia Tenggara. Kita adalah bangsa yang bisa berbuat banyak untuk dunia.

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...