Dec 10, 2010

Bali Democracy Forum


Oleh : Velix Wanggai (dimuat di Kolom Spektra, Harian Jurnas, 9 Des 2010)

Di pagi yang cerah ini, Bali kembali menjadi saksi atas digelarnya Bali Democracy Forum III. Sebagaimana tahun 2008 dan 2009 lalu, Presiden SBY kembali membuka dengan resmi acara ini. Kini, tema yang diangkat adalah “Democracy and The Promotion of Peace and Stability”. Tema yang sangat relevan dengan konteks kawasan Asia dewasa ini. Demokrasi, perdamaian, dan stabilitas adalah tujuan kita bersama. Konflik akan berakibat bagi instabilitas politik. Muaranya, pembangunan secara keseluruhan akan terganggu.

Satu dasawarsa terakhir Indonesia telah melakukan eksperimen demokrasi yang berharga. Dalam konteks itu, kita menempatkan Bali Democracy Forum sebagai inisiatif yang arif dan cerdas dari negara kita. Harapannya, kita terus-menerus dapat memperkuat pembangunan politik dan demokrasi kita. Dengan sifatnya yang inklusif dan terbuka, diharapkan Indonesia dapat menyerap berbagai pengalaman berdemokrasi dari negara-negara lain di kawasan Asia.

Sisi lainnya, Bali Democracy Forum juga merupakan wujud diplomasi Indonesia untuk menggalang dan membangun kerjasama regional dalam sektor pembangunan politik dan demokrasi yang inklusif. Dengan dialog dan saling tukar-menukar informasi dan pengalaman berdemokrasi, ada harapan penting untuk menguatkan institusi-institusi demokratik dari setiap negara. Dan ke depan, melalui Bali Democracy Forum diharapkan dapat terwujud sebuah platform bersama untuk kerjasama regional di bidang pembangunan politik dan demokrasi.

Saya teringat pada pembukaan Bali Democracy Forum II pada tahun 2009. Saat itu Presiden SBY berpesan bahwa demokrasi dan pembangunan saling bergandengan tangan guna menghadirkan kesejahteraan. Pesan ini terkait dengan tema besar yang diusung saat itu, yaitu “Promoting Synergy between Democracy and Development in Asia: Prospects for Regional Cooperation”. Demokrasi yang tumbuh baik tentu dapat menstimulasi derap langkah pembangunan. Sebaliknya, pembangunan yang dinamis akan mendorong kesadaran berdemokrasi yang cerdas. Apapun bentuk dan sistem politik, Presiden SBY menegaskan bahwa demokrasi dan pembangunan harus memberikan ruang yang besar untuk partisipasi warga untuk ikut serta dalam proses pembuatan kebijakan .

Hal ini berarti pembangunan politik dan ekonomi berjalan seiring sejalan. Jika tidak hanya kekecewaan yang kita dapati. Stabilitas politik pun dapat terganggu. Untuk itu, pembangunan dan demokrasi harus menyentuh semua lapisan masyarakat. Ini yang kita kenali saat ini sebagai pertumbuhan yang inklusif.

Dari tahun ke tahun, tema yang dibahas begitu menarik bagi pembelajaran demokrasi di kawasan Asia, khususnya bagi negara kita. Tahun ini, “Democracy and the Promotion of Peace and Stability” diangkat sebagai tema utama. Tahun lalu “Promoting Synergy between Democracy and Development in Asia: Prospects for Regional Cooperation”. Dan, tahun 2008, temanya adalah “Building and Consolidating Democracy: A Strategic Agenda for Asia”. Tentu saja tema-tema ini berkeinginan untuk menjawab isu, agenda, dan tantangan yang dihadapi saat ini dan masa depan. Melalui Bali Democracy Forum, kita ingin belajar, sekaligus menyerap pengalaman baru dalam berbagai isu, seperti sistem pemilu yang demokratis, sistem multi-partai dalam suatu masyarakat yang toleran dan pluralistik, parlemen yang efektif, sistem pengadilan yang independen, maupun tatanan hukum yang kuat.

Demikian pula, kita ingin menata kembali agenda politik lainnya seperti perlindungan dan promosi hak-hak asasi manusia, tata kelola pemerintahan yang baik, media yang aktif dan bertanggung jawab, pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, dan kelompok sipil yang kuat, serta peran militer yang professional di dalam masyarakat demokratik.

Terakhir, melalui Bali Democracy Forum ini, kita tidak ingin menilai baik buruknya sistem demokrasi yang kita pilih. Namun lebih dari itu, dengan mendengar pengalaman dari negara-negara lain, kita dapat terus memperdalam pembangunan politik dan demokrasi dengan tetap mengakui dan menghormati ke-bhinneka-an, kekhususan, dan keistimewaan dalam masyarakat Indonesia yang plural ini.


No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...