Dec 24, 2010

SUASANA YOGYA

(Oleh: Velix Wanggai, dimuat di Jurnal Nasional, 23 Desember 2010)

“Pulang ke kotamu,
Ada setumpuk haru dalam rindu,
Masih seperti dulu,
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna,
Terhanyut aku akan nostalgi,
Saat kita sering luangkan waktu,
Nikmati bersama suasana Yogya.” (Kla Project, Yogyakarta)



Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta (RUUKY) yang saat ini telah berada di tangan DPR diharapkan dapat segera dibahas setelah masa reses DPR bulan Januari 2011 nanti. Pengesahan keistimewaan Yogya akan mendapatkan momentumnya di awal tahun baru 2011 dengan semangat dan paradigma baru.

Filosofi utama RUUKY adalah negara mengakomodasi prinsip keistimewaan Yogyakarta ke dalam sisi kewenangan yang luas dan kewenangan khusus. Keistimewaan Yogya bukan hanya persoalan kedudukan, masa jabatan dan mekanisme suksesi kepemimpinan di daerah itu tetapi meliputi berbagai aspek. Karena tujuan paling vital dari keistimewaan Yogya itu adalah kesejahteraan rakyat Yogya. Apakah status “istimewa” mampu mendatangkan kesejahteraan (dalam pengertian yang luas) bagi rakyat Yogya atau tidak? Inilah pertanyaan yang mendasari pembangunan Yogyakarta ke depan.

Pekerjaan rumah saat ini adalah konsentrasi untuk memastikan bahwa elemen-elemen kesejahteraan yang terkandung di dalam RUUKY ini harus menjadi prioritas pembahasan di legislatif. Kita sangat optimis, bahwa “pasal-pasal kesejahteraan” di dalam RUU dapat “dipelototi” secara cermat oleh para legislator tanpa terhalang oleh suasana intrik politik sesaat.

Tetap Istimewa

Polemik soal Yogya beberapa waktu lalu hampir saja ngelantur tak tentu arah. Seolah-olah Pemerintah tidak menghormati keistimewaan Yogya atau bahkan seolah-olah pemerintah hendak menghapus keistimewaan Yogya. Bahkan ada yang menghubung-hubungkan terjadi conflict of interest antara Presiden SBY dan Sultan HB X. Padahal Presiden SBY sendiri di depan Pak Sultan HB X beberapa waktu lalu menyatakan bahwa antara beliau dan Pak Sultan HB X tidak ada apa-apa.

Presiden mengungkapkan bahwa beliau adalah bagian dari Yogyakarta sehingga tidak mungkin beliau mengkhianati warisan sejarah itu. Baginya, Yogyakarta tetap memiliki keistimewaan dari sisi politik maupun kultural, sehingga pelembagaannya secara konstitusional memerlukan berbagai perspektif. Disamping perspektif keistimewaan Yogya, juga perspektif konstitusi dan demokrasi.

Modernisasi yang melanda kehidupan masyarakat Yogyakarta telah berlangsung beberapa dekade lalu hingga kini, tetapi Yogya tetap Yogya. Resesi ekonomi global yang berdampak bagi perekonomian Indonesia pada satu dekade lalu tidak menggoyahkan perekonomian lokal Yogyakarta. Karena Yogya memiliki ketahanan ekonomi yang bertumpu pada tiga pilar utama yakni budaya, pariwisata dan pendidikan.

Dari tiga pilar itu, Yogya menjadi trendsetter industri kreatif di Indonesia. Keberadaan industri kreatif yang berbasis UMKM terbukti menunjukkan ketangguhan Yogya menghadapi berbagai tantangan. Hemat saya, aspek-aspek sosio-kultural ini adalah bagian dari keistimewaan Yogya yang patut menjadi bahan orientasi berpikir para politisi. Sayang sekali aspek-aspek diabaikan dan yang dimunculkan adalah bagian-bagian yang mengundang polemik. Akhirnya banyak energi terbuang percuma dan permasalahan bangsa tidak terpecahkan secara cepat dan tuntas.

Secara pribadi, saya ingin mengetengahkan kesan saya tentang Yogya yang mungkin juga merupakan bagian dari keistimewaan kultural Yogya. Keistimewaan dimaksud adalah kedamaian, ketenteraman dan cinta. Kurang lebih empat tahun belajar di Yogya pada awal era 90-an, saya dapat mencatat tiga hal penting, yakni kemudahan, keramahan, dan kemurahan.

Para mahasiswa dapat dengan mudah menjangkau kampus UGM di Bulaksumur dari arah mana saja, disamping banyak yang indekos dekat kampus. Jika kita berada di Malioboro yang terletak di jantung kota atau menyusuri perkampungan di wilayah DIY, kita akan memperoleh keramahan penduduknya yang tulus tanpa henti. Tak kalah mengesankan adalah jajanan makanan yang murah untuk ukuran kantong mahasiswa.

Sebenarnya masih banyak faktor yang bisa dicatat tentang keistimewaan Yogya itu. Tetapi yang membuat Yogya tetap istimewa di hati saya – dan mungkin juga yang lain – adalah karena di kota gudeg inilah saya menemukan pasangan hidup.

Semoga proses legislasi RUUKY di DPR nanti diliputi suasana persaudaraan yang damai dan menenangkan bak suasana Yogya. Kedamaian yang menenteramkan hati itu tidak saja terjadi di Senayan tapi yang terpenting adalah melegalisir suasana Yogya di Senayan.

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...