Mar 29, 2013

"Komunike Bali: Sustainable Development Goals"



galeri foto
Jurnal Nasional | Kamis, 28 Mar 2013


oleh Velix Wanggai 


Bali kembali menjadi saksi sejarah di dalam proses perubahan pembangunan global. Kita masih ingat di waktu-waktu lalu, ASEAN Summit dan Konferensi Internasional Perubahan Iklim digelar dan berhasil meletakkan landasan dan semangat baru masyarakat ASEAN dan komitmen global untuk memelihara iklim global. Hari-hari ini kita semua dapat menyaksikan para pemimpin dunia berhasil meletakkan visi besar global untuk mengubah agenda Millenium Development Goals (MDGs).

Presiden RI, Presiden Liberia, dan PM Inggris sebagai co-chair dari High Level Paneltelah berhasil merumuskan kerangka baru yang dalam pandangan Presiden SBY menyebutinya 'Sustainable Development Goals' (SDGs). SDGs inilah akan menjadi bahan utama dari Agenda Pembangunan Pasca-2015. Belajar dari pengalaman pelaksanaan Tujuan Pembangunan Milenium atau MDGs yang dicanangkan pada tahun 2000 lalu, ternyata diperlukan keseimbangan dari berbagai aspek.

Karena itu, Presiden SBY nyatakan bahwa agenda yang disusun akan mempromosikan keseimbangan yang optimal antara pertumbuhan ekonomi, kesetaraan sosial, dan keberkelanjutan lingkungan.
Agenda Pembangunan Pasca-2015 ini merupakan tugas sejarah yang ditugaskan oleh PBB sejak tahun 2010. Saat itu PBB merasa perlu untuk mereview dan menyiapkan strategi baru pengganti MDGs. Selanjutnya, pada pertengahan Juli 2012 Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon menunjukkan 27 tokoh-tokoh dunia dari sektor pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil sebagai anggota dari High Level Panel of Eminent Persons.

Sebelum di Bali, para 27 tokoh dunia ini berkumpul di New York, London, dan Monrovia dengan mengangkat tema yang berbeda-beda namun miliki benang merah dalam merumuskan konsep Agenda Pembangunan Pasca-2015.

Kesepakatan di Bali ini disebut Komunike Bali yang sepakat bahwa pentingnya kemitraan global yang setara dengan kemampuan masing-masing. Visi utamanya adalah untuk mengakhiri kemiskinan ekstrim dalam segala bentuk. Untuk itu, Komunike juga menegaskan adanya kebutuhan untuk mempromosikan agenda Pasca-2015 yang mengintegerasikan pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial, dan kelestarian lingkungan.

Sejalan dengan visi besar itu, 27 tokoh dunia itu mengimbau komunitas global untuk melakukan transformasi ekonomi dan sosial yang akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif pada lingkup lokal, nasional, dan global. Pertumbuhan ekonomi semata tidaklah cukup untuk memastikan terwujudkan keadilan sosial, kesetaraan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi semua.

Pertemuan Bali ini akan menjadi bahan penting dalam pertemuan di PBB pada Mei 2013. Kita menyadari bahwa tantangan sentral dari Agenda Pembangunan Pasca-2015 adalah bagaimana menjamin globalisasi menjadi sebuah kekuatan positif untuk seluruh umat manusia hari ini maupun generasi masa depan. Namun yang terpenting dalam laporan PBB yang berjudul 'Realizing the Future We Want for All', PBB menilai pola 'Business as usual' sudah tidak tepat sebagai suatu opsi dan perubahan yang transformatif mutlak dibutuhkan dewasa ini.

Untuk pendekatan yang holistik wajib hadir untuk mengatasi segala persoalan dan tantangan global, regional, nasional, dan lokal. Sekali lagi, Komunike Bali telah integrasikan empat dimensi penting, yakni pembangunan sosial yang inklusif, keberlanjutan lingkungan, pembangunan ekonomi yang inklusif, dan dimensi perdamaian dan keamanan. Akhirnya, agenda Tujuan Pembangunan yang Berkelanjutan merupakan tanggungjawab kolektif semua umat manusia.

galeri foto

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...