Apr 6, 2011

SBY Dorong Kawasan Strategis Luar Jawa


Jurnas.com | SALAH satu agenda utama Pemerintahan Presiden SBY saat ini adalah mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif. Oleh karena itu, Presiden SBY memberi perhatian serius untuk mendorong percepatan pembangunan wilayah-wilayah strategis dan tertinggal di luar pulau Jawa-Bali, sambil tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di pulau Jawa-Bali.

"Pembangunan ekonomi yang inklusif adalah salah satu agenda utama Pemerintah dewasa ini. Hal inilah yang menjadi topik pembahasan utama dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 31 Maret 2011 lalu," ujar Staf Khusus presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai, dalam siaran pers kepada Jurnal Nasional (4/4).

Velix mengatakan, strategi tersebut diambil untuk menyikapi persoalan disparitas kualitas sumber daya manusia antarwilayah, perbedaan kemampuan perekonomian antardaerah, serta belum meratanya ketersediaan infrastruktur antarwilayah. Saat ini, kata Velix, Presiden SBY sedang mengkonsolidasi kebijakan pengembangan kawasan-kawasan strategis di bidang ekonomi yang dibangun di berbagai wilayah potensial di Tanah Air. Selain itu, pemerintah juga sedang melakukan evaluasi terhadap kebijakan di era Orde Baru seperti Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) di 12 daerah di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

"Harapannya, kawasan strategis ini diharapkan dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya, dan membentuk keterkaitan dengan daerah sekitarnya dalam suatu keterpaduan sistem ekonomi wilayah," ujar Velix. Dalam periode kedua Pemerintahan SBY, kata Velix, pemerintah berupaya mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan kawasan ekonomi khusus (KEK) yang diatur dalam UU No. 39 Tahun 2009 tentang KEK. Kebijakan baru ini akan menetapkan kawasan-kawasan strategis tertentu untuk aktivitas perekonomian dan kerangka fasilitas tertentu atau insentif yang diberikan.

"Dengan demikian, kerangka kebijakan baru dapat melipatgandakan pertumbuhan ekonomi nasional, membuka lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan di berbagai wilayah,"ujarnya. Velix menambahkan, ada sejumlah sektor yang didorong dalam pengembangan KEK, yaitu perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lainnya. "KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi serta berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional,"ujarnya.

Penulis: Fransiskus Saverius Herdiman

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...