May 5, 2013

Warga Papua Gelar The Soul of Papua di Bundaran HI


JAKARTA, (PRLM).-Kurang lebih empat ribu warga Papua yang berada di kawasan Jabodetabek menggelar acara The Soul of Papua memperingati 50 tahun Pesta Emas Papua di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (5/5/2013). 

Aksi yang digelar tepat di seberang Kedutaan Besar Inggris itu seolah mendukung langkah pemerintah Indonesia yang sebelumnya telah mengirim nota protes kepada Pemerintah Inggris terkait pembukaan kantor Free West Papua Campaign (FWPC) di Kota Oxford, Inggris.

Dalam orasinya, Gubernur Papua, Lukas Enembe menegaskan semangat warga Papua untuk memperkokoh integrasi Papua sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Ia juga mengatakan bahwa banyak kemajuan yang sudah dicapai selama Papua bergabung dalam NKRI dan begitu juga sebaliknya, banyak kontribusi Papua untuk Indonesia. “Papua bangga menjadi bagian Indonesia,” ujarnya.

Dalam acara yang sekaligus dimaksudkan sebagai soft launching Papua Siap Menjadi Tuan Rumah PON 2020 itu, hadir antara lain Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam; Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah Velix Wanggai; atlet nasional asap Papua seperti Okto Maniani, Patrich Wanggai, Ferry Pahabo, Gerard Pangkali; dan Metu Duaramuri. 

Acara itu semakin meriah dengan kehadiran para penyanyi Papua yang memperdengarkan lagu-lagu daerah, penampilan para atlet bola, dan pertunjukan Yospan Masal (tari Papua) bersama artis-artis asal Papua seperti Lala Suwages, Nobo Sasamu, dan Bona Pascal.

Aksi Free West Papua Campaign di Oxford hampir menuai ketegangan diplomatik antara Inggris dan Indonesia. Sebab, pembukaan kantor FWPC yang berlangsung pada Minggu (28/4/2013) itu dihadiri oleh Walikota Oxford, Moh Niaz Abbasi; anggota Parlemen Inggris Andrew Smith, dan mantan Walikota Oxford Elise Benjamin. 

Hal itu ditafsirkan Pemerintah RI sebagai wujud dukungan politik Pemerintah Inggris terhadap aksi Papua merdeka. Nota protes itu telah disampaikan Pemerintah RI kepada Pemerintah Inggris melalui Dubes RI di London. 

"Kami memprotes keras dan sangat berkeberatan dengan itu. Duta Besar kita di Inggris juga sudah sampaikan itu,” kata Menlu Marty Natalegawa dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (4/5). Menurut Menlu, pembukaan kantor tersebut tidak sesuai dan bertolak belakang dengan hubungan persahabatan yang selama ini terjalin di antara kedua negara.

Bahkan posisi Pemerintah Inggris sendiri yang selama ini mendukung integritas wilayah NKRI termasuk di dalamnya Papua dan Papua Barat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI.

Pemerintah Inggris melalui Kedubesnya di Jakarta telah menyampaikan tanggapan terhadap perkembangan dimaksud, yang intinya menegaskan kembali sikapnya yang tidak mendukung kemerdekaan provinsi Papua dan Papua Barat. 

"Pemerintah Inggris menegaskan bahwa Dewan Kota Oxford tidak mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Inggris, dan memandang bahwa keputusan untuk membuka kantor dimaksud sepenuhnya adalah keputusan Dewan kota Oxford," ujar Marty.

Namun demikian, lanjut Menlu, Pemerintah Indonesia terus mendorong agar Pemerintah Inggris senantiasa konsisten dan nyata menunjukkan kebijakannya untuk tidak mendukung tindakan apapun yang terkait dengan separatisme Papua, sesuai dengan hubungan bersahabat Indonesia dan Inggris, dan sejalan dengan pandangan masyarakat internasional terkait integritas wilayah NKRI. (A-156/A-89)***

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...