Oct 7, 2010

4.000 Warga Papua Mengungsi

Nusantara (Okezone.com, Kamis, 7 Oktober 2010 - 04:02 wib)

JAKARTA- Wasior, ibu kota Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat, lumpuh akibat banjir bandang. Sebanyak 4.000 warga memilih mengungsi karena rumahnya diterjang banjir.

Hingga kemarin jumlah korban meninggal akibat banjir bandang tersebut masih simpang siur. Menurut Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, banjir yang melanda Wasior sejak Senin (4/10) lalu itu telah menewaskan 64 orang, 75 orang mengalami luka berat, 461 orang luka ringan, dan korban hilang 68 orang.

Adapun Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai mengatakan, hingga pukul 16.00 WIT kemarin korban meninggal 83 orang, sedangkan yang hilang 64 orang. “Para korban diperkirakan tertimbun lumpur setinggi 2-3 meter atau hilang terbawa banjir ke laut,” katanya tadi malam.

Velix yang berada di Wasior bersama Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan, ibu kota Teluk Wondama itu mengalami rusak berat atau sekira 80%. Sedangkan jumlah warga yang mengungsi telah mencapai 4.000 jiwa dan telah dibawa ke Kabupaten Manokwari dan Nabire.

Menurut Menko Kesra Agung Laksono, jumlah pengungsi diperkirakan sekitar 3.000 orang. Sebagian besar pengungsi telah kehilangan tempat tinggal akibat tersapu banjir yang membawa endapan lumpur, batuan, dan kayu.

Area landasan bandara perintis di Wasior bahkan masih tergenang lumpur sehingga menyulitkan helikopter yang akan mendarat. ”Hubungan komunikasi terhambat, jaringan listrik terputus, dan aktivitas masyarakat lumpuh,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Menurut Agung, sulitnya medan evakuasi menyebabkan dinas kabupaten setempat kewalahan sehingga penanganan bencana diambil alih pemerintah provinsi bersama kementerian terkait. Pemerintah pusat melalui BNPB juga telah mengirimkan tim terpadu lintas kementerian/ lembaga ke Kabupaten Teluk Wondama. Tim BNPB membawa bantuan uang tunai Rp200 juta untuk penanganan operasional darurat. Selain itu, bantuan logistik seperti tenda gulung, pakaian, dan perlengkapan anak-anak.
Secara umum semua daerah bencana sulit dijangkau sehingga pengiriman bantuan termudah dilakukan lewat jalur laut. Menurut Agung,ada empat kapal yakni KM Graselia, KM Papua, Deltamas, dan Kalakai yang sudah diberangkatkan dengan membawa bantuan logistik seperti beras, selimut, teh, dan mi instan. Untuk mempercepat penanganan korban luka yang jumlahnya lebih dari 500 orang, pemerintah segera mengirim rumah sakit terapung yakni KRI dr Suharso ke Teluk Wondama.

“Ini cara terbaik untuk menjangkau korban luka. Dengan merapatnya KRI dr Suharso, korban luka akan lebih cepat tertangani,” ungkapnya.

Kota Wasior yang terletak di dataran rendah tepat di bawah kaki gunung menjadi tempat yang paling parah terkena banjir bandang ini. Kondisi pengungsi juga sangat memprihatinkan mengingat belum tersedia air bersih sementara listrik padam. Meski demikian, Pemprov Papua Barat terus aktif dalam melakukan aksi tanggap darurat.
(Koran SI/Koran SI/ful)

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...