Oct 14, 2010

WASIOR

Oleh : Velix Vernando Wanggai
(Dimuat di Jurnal Nasional, 14 Oktober 2010)

Hari ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berada di Wasior, Ibukota Kabupaten Teluk Wondama. Kehadiran Presiden di medan bencana Wasior ini membawa spirit positif bagi warga yang kehilangan harta dan nyawa keluarga mereka. Hal ini terlihat tatkala kemarin Presiden SBY bertatap muka dan mendengar rintihan para pengungsi bencana banjir bandang Wasior yang mengungsi ke Manokwari.
Banjir bandang yang menyapu bersih seisi kota Wasior, ibukota Kabupaten Teluk Wondama ini membawa tumpukan material bebatuan dan pepohonan yang mengalir deras dari kaki gunung Wondiboy. Wajah kota tua zaman kolonial itu luluh lantak bak diterjang tsunami. Kurang lebih mencapai 200 jiwa penduduk meninggal dunia. Tak terhitung berapa harta benda yang lenyap ditelan air bah itu. Kita turut prihatin dan dimana-mana keprihatinan dan solidaritas itu muncul di belahan wilayah Indonesia dari kelompok-kelompok masyarakat yang ingin membantu saudara-saudaranya yang tertimpa bencana di Wasior.
Beberapa jam setelah kejadian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan sistem agar bekerja secara koordinatif dan terpadu. Konsen Presiden SBY adalah tanggap darurat dan pemulihan darurat. Jadi tidaklah benar, jika ada sebagian kalangan yang menilai SBY lamban merespon bencana Wasior. Bersama Kepala BNPB, Pak Syamsul Maarif, kami langsung berangkat ke Papua Barat pada hari Selasa 5 Oktober dan mengunjungi lokasi (Wasior) pada hari Rabu, 6 Oktober menggunakan heli dari Manokwari. Besoknya, Kamis 7 Oktober, bersama Gubernur Papua Barat (Pak Ataruri) dan Gubernur Papua (Pak Suebu) dengan menggunakan heli kami kembali ke Wasior. Presiden SBY dalam upaya tanggap darurat itu memberi bantuan logistik berupa bahan makanan dan pakaian yang didrop dengan pesawat Hercules milik TNI AD ke Manokwari kemudian dibawa ke Wasior menggunakan kapal perang milik TNI AL.

Rekonstruksi Wondama

Kota Wasior dibangun oleh pemerintah Belanda di Nieuw Guinea sebagai kota onderdfistrict dibawah onderafdeling Manokwari pada tahun 1925 yang kemudian onderdistrict Wasior dibawah kontrol onderafdeling Ransiki pada tahun 1952. Tahun 2002 Wasior menjadi ibukota Kabupaten Teluk Wondama.
Kini jumlah penduduk Wasior sekitar 13 ribu jiwa dan terus bertambah. Beroperasinya kapal-kapal penumpang milik PT. Pelni dari luar Papua, terutama Maluku, Sulawesi dan Jawa semakin mendorong tingginya mobilitas manusia dan barang ke Wondama. Perkembangan ini tentu menjadi beban Wasior yang tadinya sebuah ibukota kecamatan dengan daya dukung yang terbatas.
Bencana banjir bandang menyadarkan pentingnya daya dukung lingkungan kota Wasior sebagai ibukota Kabupaten Teluk Wondama. Penataan dan pemanfaatan ruang bagi satuan pemukiman penduduk, pusat pemerintahan, pusat pertumbuhan ekonomi mesti memperhitungkan daya dukung lingkungan, baik fisik maupun non-fisik. Daya dukung lingkungan non-fisik penting karena penghormatan pada situs-situs adat berupa gunung, tanjung, sungai, laut dan pulau menurut kosmologi suku Wamesa (suku asli Wondama) akan melanggengkan kehidupan penduduk di sekitarnya.
Kerusakan infrastruktur kota Wasior dan tidak berfungsinya pemerintahan sangat berpengaruh pada masyarakat Kabupaten Teluk Wondama. Ribuan penduduk yang mengungsi ke Manokwari dan Nabire, lumpuhnya roda perekonomian dan pembangunan di Wasior merupakan pukulan terberat bagi Pemerintah Daerah Teluk Wondama untuk menormalkan kembali roda pemerintahan.
Rekonstruksi kota Wasior dalam jangka pendek diperlukan tetapi bukan untuk jangka panjang. Sebab, membangun kembali di tempat yang sama tentu menyimpan resiko yang tinggi apabila terjadi bencana yang sama di masa depan. Oleh karena itu, master plan yang akan disusun oleh Bappenas dan Kementerian Pekerjaan Umum hendaknya tidak terfokus pada rekonstruksi fisik kota Wasior tetapi Rekonstruksi Wondama secara komprehensif, termasuk penaataan ruang berbasis mitigasi bencana dan pemindahan pusat pemerintahan.[]

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...