Oct 21, 2010

SATU TAHUN KIB II

(dimuat di Spektra/Harian Jurnal Nasional, 21 Oktober 2010)

Kemarin tanggal 20 Oktober 2010 adalah tepat satu tahun usia Kabinet Indonesia Bersatu kedua (KIB II) pimpinan SBY-Boediono. Tidak ada perayaan atau pidato resmi Presiden terkait peringatan setahun usia KIB II tersebut, kecuali masing-masing kita merefleksi apa yang telah kita lakukan setahun lalu dan merencanakan apa yang menjadi agenda kita ke depan. Banyak pekerjaan rumah yang masih nenanti di depan mata. Tetapi jajaran pemerintahan era KIB II ini tidak berjalan di ruang hampa. Sejumlah agenda telah dilaksanakan pada tahap konsolodisi mengawal perjalanan KIB II pada lima tahun ke depan.

Sejak awal memimpin KIB II, Presiden SBY telah mengkomunikasikan tiga strategi pembangunan Indonesia untuk lima tahun ke depan sampai tahun 2014 maupun strategi pembangunan jangka panjang 25 tahun sampai tahun 2025. Tiga visi strategi s itu adalah pembangunan Indonesia yang berorientasi pertumbuhan (pro growth), penciptaan lapangan pekerjaan (pro job) dan pengurangan kemiskinan (pro poor) yang didasarkan pada tiga agenda strategis nasional, kesejahteraan (prosperity), demokrasi (democracy) dan keadilan (justice) bagi semua.

Tiga visi strategis dan tiga agenda strategis nasional tersebut terus dikomunikasikan oleh Presiden SBY dalam berbagai kesempatan. Tercatat, tiga kali Raker Presiden SBY bersama para Gubernur se-Indonesia bersama-sama mem-breakdown, tiga visi dan agenda strategis diatas.

Pertama, Raker di Istana Cipanas pada bulan Februari 2010 menghasilkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang percepatan pembangunan nasional. Raker ini mengagendakan persoalan tata ruang, penanganan pangan, energi, infrastruktur, program-program pro rakyat, dan reformasi birokrasi dan hukum.

Kedua, Raker di Istana Tampaksiring bulan April 2010 menghasilkan Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang program pembangunan berkeadilan serta 10 arahan Presiden. Raker ini mengagendakan peningkatan produktivitas dan investasi nasional, peningkatan usaha ekonomi mikro, kecil dan menengah, pemihakan dan peningkatan kualitas kesejahteraan dan perlindungan bagi kaum marginal serta percepatan pencapaian 7 (tujuh) tujuan MDGs (memberantas kemiskinan dan kelaparan; mencapai pendidikan dasar untuk semua; mendorong kesetaraan gender; menurunkan kematian anak; meningkatkan kesehatan ibu; mengendalikan AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya; dan menjamin kelestarian lingkungan hidup.

Ketiga, Raker di Istana Bogor berlangsung bulan Agustus 2010 bersifat konsolidatif sehingga tidak melahirkan Inpres. Rapat ini mengagendakan sinkronisasi kebijakan Pusat dan Daerah, termasuk efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran Negara, baik APBN maupun APBD. Pada saat retreat di Istana Bogor ini, Presiden SBY mengingatkan, bahwa meskipun desentralisasi menempatkan kepala daerah dipilih secara langsung, namun secara keseluruhan pemerintahan di tingkat pusat, provinsi, kota, atau kabupaten merupakan satu kesatuan utuh yang dipimpin oleh Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan negara.

Walau pada taraf konsolidasi, usia satu tahun KIB II telah merampungkan sejumlah agenda strategis. Antara lain, pengurangan kemiskinan lewat tiga cluster yakni bantuan sosial berbasis keluarga, intervensi modal lewat PNPM Mandiri dan pengembangan ekonomi lokal lewat Kredit Usaha Kecil (KUK) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbasis masyarakat perdesaan dan perkotaan.

Pemerintah terus memberikan subsidi, pelayanan sekolah gratis terutama bagi rakyat miskin di tingkatan wajib belajar dan pelayanan kesehatan. PNPM Mandiri terus dilancarkan di 6.321 Kecamatan di 495 kabupaten/kota, termasuk peningkatan kucuran KUR dalam pengembangan UMKM. KUR bagi pinjaman dibawah Rp 20 juta diberi tanpa agunan. Saat ini jumlah KUR yang sudah disalurkan mencapai Rp 5, 2 triliun yang diberikan kepada 2.785.096 nasabah.

Perancangan dan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan instalasi penting lainnya pun terus dilakukan, disamping beberapa proyek prestisius yang telah diresmikan oleh Presiden SBY di tahun pertama KIB II. Dengan alokasi anggaran Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun anggaran 2010 yang berjumlah 34, 796 triliun, kita optimis sejumlah proyek infrastruktur berskala nasional akan rampung pada akhir tahun 2010 ini.

Semua itu baru berjalan setahun usia KIB II, walaupun demikian, KIB II merupakan kelanjutan dari KIB I yang telah mencatatkan berbagai kesuksesan. Tekad yang membaja untuk mencapai pertumbuhan yang membebaskan rakyat dari kemiskinan, menyiapkan lapangan pekerjaan yang sesuai, berdemokrasi secara dewasa dan membangun dengan kesadaran pada kelestarian lingkungan hidup merupakan agenda besar pembangunan inklusif yang secara konsisten terus disuarakan Presiden SBY. Dan siapa pun pemimpin Indonesia ke depan, akan menganut mazhab pembangunan ini, apapun latarbelakang keilmuan dan afiliasi politiknya.

Indonesia membutuhkan potensi anak bangsa yang enerjik dan kritis tanpa kehilangan akal sehat. Kita mesti bersama-sama melihat bangsa ini sebagai tanggungjawab bersama, rakyat dan pemerintah. Ketidakpuasan terhadap kebijakan dan hasil pembangunan adalah hal yang wajar, tetapi dengan semangat kebersamaan, ketidakpuasan itu dapat dijawab dengan koreksi dan sumbang saran. Banyak sarana yang bisa dimanfaatkan untuk sumbang saran itu di era reformasi ini tanpa sesama kita harus melewatinya dengan caci-maki dan saling menjatuhkan martabat kemanusiaan kita.

Segenap komponen bangsa mesti memiliki rasa yang sama dalam membangun negeri ini sebagai kewajiban. Tidak ada kebahagiaan yang lebih tinggi sebagai warga bangsa dibanding menunaikan kewajiban itu. Oleh sebab itu, tinggalkan egoisme, karena egoisme – meminjam Tolstoy -- bertanggungjawab atas kegagalan manusia mencari kebahagiaan. Kebahagiaan tidak terletak pada kesenangan diri sendiri. Kebahagiaan terletak pada kebersamaan.[]

No comments:

Staf Ahli Bapennas: Ibu kota direncanakan pindah pada semester I 2024

  Selasa, 21 Desember 2021 17:32 WIB   Tangkapan layar - Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Velix Vernando ...